Ilustrasi industri sabut kelapa. (Foto: Mata Lensa Nusantara)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kelapa merupakan salah satu buah yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, mulai dari airnya sampai seratnya. Indonesia bahkan sudah mengembangkan sabut kepala untuk dijadikan salah satu bahan baku komponen mobil.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, menyebutkan PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA), melalui Aditya Research Development Center (ADRC) telah menghasilkan beragam jenis produk bernilai tambah tinggi berbahan baku serat kelapa. Contohnya adalah produk komponen otomotif door trim untuk diaplikasikan pada bagian interior mobil.

Produk inovasi ini telah digunakan oleh hampir seluruh pabrikan industri otomotif nasional. Termasuk pemenuhan pangsa pasar nasional lebih dari 60 persen, termasuk untuk pasar ekspor.

“Capaian inovasi teknologi ini adalah wujud kolaborasi dari berbagai pihak, dengan mengutamakan kualitas produk yang tinggi, yang berarti PT RMA ini mampu memenuhi persyaratan standarisasi produk industri otomotif, yang memang dikenal menghendaki kualitas komponen yang sangat tinggi,” ungkap Putu dilansir dari siaran pers Kemenperin.

Putu mengatakan hal yang dilakukan PT RMA berkontribusi pada langkah Kemenperin mendorong substitusi impor khususnya pada komoditas komponen otomotif.

“Mereka telah memanfaatkan serat kelapa untuk menghasilkan komponen automotive felt yang berfungsi sebagai pelindung bagian bawah mobil dan peredam getaran antar panel bagian interior kendaraan. Penggunaan serat kelapa sebagai komponen otomotif dapat menambah kenyamanan penumpang kendaraan tetapi tidak  menambah bobot kendaraan secara signifikan,” sebutnya.

Business Development ARDC, Farri Aditya, menyampaikan pihaknya berkomitmen kuat untuk semakin mengoptimalkan kekayaan sumber daya alam di Indonesia, seperti komoditas kelapa. Prinsip inovasi ARDC adalah inisiasi langkah kecil dengan fasilitas yang tersedia dan melibatkan multipihak sehingga tercipta langkah kolaboratif dan sharing sumber daya.

“Kami terus berupaya untuk mengeksplorasi inovasi teknologi secara mandiri, tetapi kami meyakini bahwa adanya fasilitasi regulasi atau payung hukum dari pemerintah melalui Kemenperin untuk menyusun kolaborasi multipihak termasuk dengan pihak BUMN dan/atau sektor industri lainnya, maka akan tercipta ekosistem inovasi, yang tentunya dapat melibatkan industri kecil dan menengah (IKM) serta UMKM sebagai mitra strategis,” ujarnya.

Saat ini, produk PT RMA telah memasok kebutuhan industri otomotif, furnitur, infrastrukur, kesehatan, dan pertahanan-keamanan. “Agar dapat mendukung keberlangsungan usaha ini, kami juga mengharapkan integrasi rantai nilai dari hulu hingga hilir, untuk menjaga keberlanjutan produktivitas dan operasional industri yang kuat, mantap, dan mempunyai resiliensi tinggi,” tambah Farri.