Mojokerto, MNEWS.co.id – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, menargetkan ribuan pengusaha baru bakal lahir di tengah pandemi covid-19.
“Pandemi kita jadikan momentum untuk mencetak pengusaha baru secara mandiri. Ke depan, kami targetkan bisa mencetak sekurang-kurangnya 50 persen wirausahawan baru dari pembinaan terhadap 4.300 warga di Kota Mojokerto,” kata Ika.
Ika menjelaskan di balik banyak sektor usaha yang terpuruk akibat pandemi, menjadi peluang baru untuk memunculkan wirausahawan baru. Namun demikian, diperlukan edukasi dan pendampingan yang tepat agar mereka dapat menyesuaikan diri dan memiliki kreativitas untuk membangun bisnis baru.
Ia bertekad menjadikan Mojokerto sebagai Kota UMKM yang akan mendukung potensi wisata sejarah dan budaya. Ika berharap wirausahawan ini dapat tumbuh menjadi UMKM/IKM/UKM dengan daya saing tinggi serta memiliki keunikan bernilai jual dan nantinya menjadi tuan rumah di kotanya sendiri.
“Jika sekarang usaha alas kaki kita sudah mendapat pengakuan secara nasional dan internasional, ke depan saya ingin ribuan wirausahawan baru yang kita gembleng saat ini dapat memunculkan ikon produk baru dari Kota Mojokerto,” ujarnya.
Untuk mewujudkan itu, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan telah menggelontorkan APBD yang tak sedikit. Program pemberdayaan itu disinergikan dengan program pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan amanah Inmendagri selama pandemi covid-19. Selanjutnya masing-masing kelompok yang lulus inkubasi teknik akan diberikan bantuan peralatan dan perlengkapan yang dianggarkan melalui dana kelurahan sebagai stimulus untuk memulai usaha baru.
Menurutnya Ika, jenis usaha yang potensial dikembangkan masyarakat, seperti makanan dan minuman, aksesoris dan kerajinan kekhasan setempat menjadi modal membangkitkan perekonomian di masa pandemi.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengatakan pihaknya terus all out menggembleng wirausahawan baru melalui sejumlah inkubasi.
“Hampir setiap hari kita melakukan inkubasi wirausaha, bahkan hari ini kita melaksanakan lima pelatihan secara serentak di tiga lokasi berbeda. Diantaranya pelatihan bordir, sulam pita, pelatihan batik, pelatihan pembuatan aneka keripik, pelatihan aksesoris dan pelatihan pembuatan cake,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ saja, nantinya akan ada inkubasi pelatihan pembuatan minuman kopi dan cokelat, bakery serta pembuatan jajanan nonberas dan pelatihan pembuatan sepatu. Seluruh peserta inkubasi ini dikelompokkan masing-masing menjadi 5 hingga 10 orang per kelompok dengan didampingi oleh 1 orang pendamping. Peserta akan dilatih mulai menghitung harga jual, produksi, pemasaran, hingga branding.
“Untuk pendamping kita ambil yang memiliki pengalaman dibidangnya, sehingga memahami kesulitan dan kendala jatuh bangunnya wirausahawan baru,” pungkasnya.