Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri, Jawa Timur. (Foto: Antara)

Kediri, MNEWS.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri terus berupaya menahan warganya agar tak keluar rumah. Salah satunya adalah dengan meluncurkan program pengiriman online bahan makanan yang ada di pasar. Program itu sudah berjalan selama satu minggu dan mulai dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sistemnya adalah warga Kota Kediri yang hendak berbelanja menghubungi kontak nomor telepon yang telah disosialisasikan oleh pemkot. Barang yang dibeli akan diantar petugas dari PD Pasar Kota Kediri.

Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri menjelaskan bahwa pembelian minimal yang ditetapkan adalah Rp 50 ribu per pengiriman. Saat ada pesanan akan dilihat alamat pemesan. Kemudian daftar pemesanan ditransfer ke masing-masing pasar terdekat.

Untuk wilayah Kota diarahkan ke Pasar Setono Betek. Wilayah barat di Pasar Bandar. Dan wilayah timur di Pasar Pahing. Selain di pasar tradisional, layanan yang disebut Bi-Imah ini, juga sudah berkoordinasi dengan pasar swalayan. Seperti di Golden, Transmart, dan Hypermart.

Abu berharap, dengan adanya layanan ini bisa mengurangi jumlah warga yang keluar rumah untuk membeli bahan makanan atau sembako. Sebagai upaya mencegah potensi tertularnya warga karena masuk kerumunan.

Sementara itu, program layanan pesan antar kebutuhan pangan yang digagas Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kediri belum berjalan maksimal. Cara belanja online di beberapa pasar tradisional itu belum mendapat atensi cukup dari masyarakat.

Jumlah pembeli via online tersebut masih sedikit. Bahkan, ada pedagang yang belum mendapatkan pembeli dari cara daring yang telah diterapkan selama satu minggu.

Sebelumnya, cara berdagang daring digagas oleh disdag. Bekerja sama dengan beberapa pasar tradisional. Yaitu Pasar Bendo, Pasar Gurah, dan Pasar Papar. Tujuannya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dengan mengurangi interaksi secara langsung pembeli dan penjual.

Sri Suprapti , selaku Koordinator Pasar Bendo mengatakan, mendapatkan instruksi dari disdag untuk foto para pedagang. Yang kemudian akan dipromosikan lewat media sosial (medsos). Sementara ini ada empat pedagang di Pasar Bendo yang menjual dagangannya secara online. Dia orang pedagang snack, pedagang daging sapi, serta pedagang daging ayam dan sayur-mayur.

Sri menyebutkan kendala pengiriman yang menjadi penghalang terbesar. Pedagang merasa kerepotan jika harus mengirim pesanan sendiri. Karena tidak ada petugas khusus.

“Ada yang pesan, yang kirim gak ada. Kalau yang pesannya banyak gak apa, kalau sedikit terus rumahnya jauh gimana?” katanya.