Budi Daya Tanaman Kelor Bisa Jadi Alternatif Usaha. (Foto: kelorina.com)

Jakarta, MNEWS.co.id – Di masa pandemi COVID-19 saat ini, tanaman daun kelor ramai dicari oleh sebagian besar pelaku usaha. Hal ini karena daun kelor memiliki nutrisi yang tinggi dan dipercaya memberikan manfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Fadjry Djufry, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengatakan bahwa tanaman kelor sangat mudah dikembangkan sekalipun di wilayah perkotaan. Dengan manajemen yang baik tumbuhan ini bisa sangat menguntungkan sebagai ladang usaha baru.
 
“Tanaman pada masa pandemi ini menanjak kepopulerannya karena memiliki nutrisi yang tinggi dan dipercaya memberikan manfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh,” katanya.


Fadjry menyampaikan bahwa pihaknya telah lama melakukan penelitian terkait kandungan nutrisi pada daun kelor yang telah memberikan manfaat mengatasi anemia pada anak-anak dan ibu hamil. Kandungan zat besi pada menunjukkan hasil cukup baik, yakni dari satu kilogram (kg) diperoleh 54,92 mg kandungan Fe.
 
“Tanaman kelor dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1.000 mdpl, banyak digunakan sebagai pembatas lahan atau pagar di halaman rumah, ladang atau bahkan untuk program penghijauan,” ungkapnya.
 
Produk dengan kandungan moringa oleifera tersebut sudah banyak bermunculan di toko daring dengan berbagai bentuk. Harga daun kelor dalam bentuk kapsul mulai Rp40 ribu hingga Rp150 ribu per kemasan.
 
Sementara itu, Arivin Rivaie, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta mengatakan bahwa tanaman kelor memiliki mengandung vitamin C lebih tinggi tujuh kali dibandingkan buah jeruk dan kandungan vitamin A empat kali dari wortel. Kemudian kandungan kalium tiga kali dari pisang dan proteinnya dua kali lebih tinggi dari yogurt atau sebutir telur.
 
“Pemanfaatan kelor sebagai sumber pangan dan gizi keluarga merupakan salah satu cara untuk menanggulangi masalah stunting atau memperbaiki gizi keluarga,” kata Arivin.