Ilustrasi produk UMKM Magelang di Expo Dekranasda Kabupaten Magelang, Lapangan Soepardi, Kota Mungkid, Kamis (25/11/2021). (Foto: Tribunjogja.com/Nanda Sagita)

MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro di kawasan pariwisata Magelang didorong untuk meningkatkan kualitas produknya melalui bimbingan peningkatan mutu agar semakin berdaya saing tinggi.

“Kegiatan ini sebagai implementasi dari mandat Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2021 tentang kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan UMKM. Sudah saatnya pelaku usaha mikro khususnya di kawasan pariwisata untuk bangkit dan naik kelas,” kata Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Sutarmo saat membuka kegiatan Bimbingan Peningkatan Mutu Produk Usaha Mikro di Kawasan/Klaster Pariwisata, Magelang, Jumat (19/8/2022).

Sutarmo menjelaskan, upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian salah satunya dengan mendorong UMKM naik kelas, khususnya di kawasan pariwisata ini, sejalan dengan kebutuhan pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19. 

Dalam hal ini, UMKM memiliki berbagai peran, seperti meningkatkan devisa negara, mendorong kondisi ekonomi yang lebih merata, membuka lapangan pekerjaan, memenuhi kebutuhan masyarakat secara akurat, dan memacu pertumbuhan ekonomi terutama saat krisis. 

“Bagi pelaku usaha, terus beradaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan. Bila pelaku usaha mampu beradaptasi, bahkan mampu menemukan peluang baru untuk pertumbuhan usahanya atau naik kelas, maka merekalah yang mampu tetap survive di era digital ini,” ucap Sutarmo.

Untuk itu, kata Sutarmo, pendampingan yang berkesinambungan bagi UMKM khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman mulai dari hulu hingga hilir, sangatlah penting dilakukan. 

Sutarmo mencontohkan masalah keamanan pangan. Sepanjang rantai pangan sejak pengolahan, pemrosesan, distribusi, hingga pangan siap dikonsumsi menjadi sangat penting. 

“Untuk itulah kegiatan ini juga mengundang berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok produk pangan, seperti BPOM, BPJPH, dan praktisi kemasan,” ucapnya.