Salatiga, MNEWS.co.id – DPRD Kota Salatiga mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk merambah pasar digital (online). Pasar ini dinilai lebih efektif, jangkauan pemasarannya luas dan lebih efisien.
Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit mengatakan, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan pelaku usaha sektor formal maupun nonformal tetapi yang paling tertekan adalah ekonomi kreatif.
Karena itu, pelaku usaha kreatif di Salatiga sekarang ini diharapkan dapat merambah sektor pasar digital. Terlebih Kota Salatiga telah membentuk Komite Ekonomi Kreatif (KEK).
“Dampak sosial ekonomi memang dirasakan oleh pelaku bisnis formal dan informal akibat pandemi Covid-19. Ekonomi jadi terguncang. Maka, teman-teman kreatif ini saya harap dapat mulai melirik dan bergeser ke pasar digital,” kata Dance.
Meskipun pemerintah telah membuat langkah pencegahan inflasi khusus mulai relaksasi pajak dan bantuan lainnya, namun para pelaku usaha diharapkan tidak bergantung pada program tersebut. Pelaku usaha harus kreatif untuk menggeliatkan usahanya dan ekonomi di Salatiga.
Dance menambahkan, dampak positif dari pandemi adalah bertumbuhnya usaha yang memanfaatkan pasar digital dimana tidak mengharuskan adanya tatap muka atau berpotensi menimbulkan kerumunan.
“Maka pelaku kreatif usaha fotografi yang juga menurun dan videografi serta yang terkait dengannya. Termasuk pekerja di Mall Ramayana yang mulai dirumahkan ayo mulai melihat digital buktinya pelaku usaha pengiriman barang justru meningkat karena ada transaksi online,” tambahnya.
Ia menegaskan, interkoneksi industri dengan pangsa pasar digital dinilai penting. Karena semua orang rata-rata beralih melakukan transaksi secara cepat dan efisien melalui smartphone. Apabila pelaku usaha ekonomi kreatif ini bersedia mengakselerasi digital dalam pertumbuhannya, maka dampak pandemi Covid-19 yang berakibat pada penurunan pendapatan bisa diminimaliskan.
Sementara itu, Roy Wibisono selaku Komite Ekonomi Kreatif (KEK) mengatakan, sejauh ini para pelaku usaha kreatif rata-rata mengalami kendala dalam mengembangkan usahanya. Ke depan butuh pendampingan, seperti pelatihan-pelatihan. Kemudian peserta lebih baik didata guna menghindari persamaan produk, ditambah perlu ada perbaikan database.
“Saya berharap Pemkot Salatiga dapat memfasilitasi, mendampingi banyaknya ekonomi kreatif yang tidak bisa jalan karena rata-rata asal buat. Pendampingan yang dibutuhkan antara lain mulai riset, desaign, pemasaran dan hingga akses internet,” ujar Roy.