Wonogiri Kembangkan Produk Kopi Lokal Dalam Bentuk Kemasan. (Foto: M. Aris Munandar)

Wonogiri, MNEWS.co.id – Pelaku usaha kopi di Wonogiri, Jawa Tengah, saat ini tengah mengembangkan kopi hasil panen menjadi produk khas Wonogiri salah satunya dengan mengembangkan kopi produk lokal untuk dijual dalam bentuk kemasan.

Sebelumnya para petani kopi di Wonogiri menjual hasil panen dalam bentuk greenbean, namun kini mereka mulai menjual dalam bentuk kemasan. Selain itu mereka juga membeli produk tersebut dalam bentuk greenbean dan cherry, kemudian diolah menjadi produk kopi khas. Dan saat ini produk mulai dipasarkan bentuk kemasan dengan tujuan agar kopi khas Wonogiri menjadi lebih dikenal publik.

Salah satu daerah yang sudah mengembangkan kopi lokal menjadi bentuk kemasan adalah Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Jawa Tengah. Pada tahun 2017, Desa Brenggolo menjadi bagian program dari Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Program tersebut merupakan pemberdayaan petani untuk melakukan perbaikan proses petik, pasca panen dan hilirisasi. Pada Desember 2019, Desa Brenggolo mendapat bantuan mesin roasting kopi dari Kementerian Pertanian.

Sejak saat itu, petani kopi yang berminat melakukan hilirisasi atau produksi kopi dipersilakan untuk bergabung. Kopi yang dikembangkan di Brenggolo sebagian besar berjenis robusta, karena wilayahnya berada di deretan Gunung Seribu.

Bambang Whakit Abdul Rahman, salah satu penghasil kopi di daerah tersebut menjelaskan, pada tahun 2017 para petani diberi edukasi tentang tata cara mengelola kopi dengan baik. Selanjutnya pada Desember 2019, petani diajarkan bagaimana mengelola kopi menjadi bentuk kemasan.

Dalam proses pengolahan menjadi kemasan, petani dibimbing oleh anggota Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Brenggolo. Hasil panen kopi dibawa ke Bumdes, selanjutnya diproduksi dalam bentuk kemasan dengan brand Brenggolo. Dengan pola tersebut, petani tidak khawatir dengan harga kopi seperti sebelumnya.

Bambang mengatakan, proses pengolahan kopi menjadi kemasan dilakukan di bawah koordinasi Bumdes karena jangkauan pasar para petani terbatas. Kemampuan mereka untuk menjual kopi belum cakap dan masih terbatas, begitu juga akses pemasarannya.

Untuk saat ini penjualan kopi Brenggolo difokuskan secara online dan penjualan ke reseller karena di daerah tersebut belum ada kedai. “Kini saya tengah menggerakkan dan memotivasi pemuda agar membuka kedai. Jika ada tamu atau orang dari luar bisa menjadi tempat tujuan awal,” kata Bambang.

Selain di Brenggolo, pengolahan kopi menjadi produk kemasan juga dilakukan di Kecamatan Karangtengah. Pengolahan kopi di Karangtengah dimulai sejak Desember 2018. Bahkan di daerah tersebut justru sudah ada kedai kopi yang menjual kopi khas Karangtengah. Pengunjung bisa menikmati kopi khas Karangtengah dengan suasana di daerah dataran tinggi.