Ilustrasi Pelaku Usaha. (Foto: Dok. BRI)

Jakarta, MNEWS.co.id – Di tengah masa pandemi pelaku UMKM harus bekerja lebih keras agar mampu bertahan dan bisa mendapatkan pemasukan. Strategi pun harus dirancang agar usaha atau bisnis UMKM di masa pandemi saat ini tidak gulung tikar. Salah satu strategi terbaik saat ini dengan masuk ke platform online.

“Strategi yang kami lakukan dengan masuk di industri online seperti Gojek dan Grab Food. Kami lebih menekankan di situ dan juga kami berikan diskon secara maksimal,” kata Christopher Sebastian selaku pelaku usaha kuliner dalam acara Talk Show “Selasa Bersama HIPMI: Upaya Meningkatkan Pemasukan Sektor UMKM selama Masa Pandemi Covid-19” yang disiarkan secara live streaming via YouTube BNPB Indonesia, Selasa (6/10/20).

Christopher  mengatakan pihaknya di masa pandemi saat ini sering memberikan promo-promo dan juga kerja sama dengan beberapa food blogger serta beberapa publik figur. “Kami juga sediakan menu terbaru yakni frozen food,” tambahnya.

Menurutnya dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mal yang ada di kota-kota saat ini menjadi sepi sehingga menyebabkan beberapa outlet harus ditutup. Omzet pun menurun karena krisis berkepanjangan yang menyebabkan daya beli menurun.

Pemberlakuan PSBB, juga dilatarbelakangi oleh maraknya kasus Covid-19 di klaster perkantoran. Untuk hal itu ada beberapa cara bagi pengusaha untuk menangani hal ini yaitu dengan memperketat atau memberikan sanksi.

“Banyaknya klaster baru di perkantoran dikarenakan kurangnya disiplin, tidak ada sanksi yang tegas, atau denda terhadap misalnya penggunaan tidak menggunakan masker. Jadi sebenarnya yang perlu diterapkan adalah peraturan disertai dengan sanksi yang tegas,” kata Christoper

Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu pendiri Sour Sally yaitu Donny Pranomo, perusahaannya pada masa pandemi ini tetap berjalan dengan menerapkan prorokol kesehatan yang sangat ketat dan memberikan layanan tes cepat (rapid test) kepada para karyawan.

“Untuk selama ini memang di kantor kami betul-betul menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin. Jadi harus ada peraturan dan juga sanksi yang jelas dan di kantornya juga terdapat Satgas Covid-19,” kata Donny.

Dalam masa pandemi saat ini, perusahaan diharapkan mampu untuk beradaptasi dan berani berubah supaya bisnis tetap terjaga dan kesehatan pun juga terjaga.

Donny menambahkan mulai bulan Mei sudah memperketat aturan yang ada di kantornya. Salah satunya adalah menerapkan untuk karyawan yang naik kendaraan umum diharuskan kerja dari rumah (WFH). Kemudian mengganti rapat fisik (physical meeting) menjadi rapat daring (online meeting).

Saat ini, para pengusaha kuliner hanya bisa berharap pemerintah untuk tidak memperpanjang PSBB agar tidak mempersulit para pengusaha di sektor ekonomi. Donny juga menyarankan agar PSBB dianalisa lebih dalam lagi dan lebih spesifik pada tempat yang memiliki risiko penyebaran sehingga ekonomi mampu berputar lagi.