Jakarta, MNEWS.co.id – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan, pelaku usaha siap menjalankan era new normal karena masyarakat harus menerima bahwa bagaimanapun tidak mungkin virus corona (Covid-19) bisa selesai tanpa vaksin. Sehingga mau tak mau, masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan virus Corona.
Terkait dampaknya terhadap perekonomian, Shinta mengaku agak susah untuk memperkirakannya. Sebab, tidak ada jaminan bahwa ekonomi nasional akan pulih ke pra-pandemi hanya karena relaksasi kebijakan pengendalian wabah.
Bahkan bila pandemi hilang tiba-tiba saat ini pun, belum tentu ekonomi bisa kembali ke level pra-pandemi karena kerusakan ekonomi nasional cukup besar, khususnya terhadap modal usaha, lapangan kerja dan daya beli masyarakat.
“Yang bisa kami jamin adalah adanya peningkatan kinerja ekonomi nasional pasca – new normal dibanding 1-2 bulan terakhir karena kita mengurangi tekanan regulasi terhadap potensi penciptaan kinerja ekonomi produktif yang terjadi 1-2 bulan terakhir karena kebijakan pengawasan mobilitas ketat seperti PSBB,” katanya.
Menurutnya bila new normal berjalan lancar, ekonomi nasional butuh waktu untuk pulih karena kepercayaan pasar untuk melakukan transaksi nonprimer atau nonessensial dan pemulihan daya beli konsumen tidak terjadi dalam semalam. Ia mengatakan, kinerja ekonomi pada new normal akan lebih tinggi dibanding periode penerapan PSBB.
“Kita berharap pertumbuhan ekonomi kita kuartal II ini bisa tetap positif atau setidaknya nol karena relaksasi PSBB dan kebijakan new normal. Kalau tidak ada relaksasi kemungkinan besar negative growth di kuartal II tidak bisa dihindari lagi,” ungkapnya.
Pelaku usaha butuh waktu untuk mempelajari, mempersiapkan, mengedukasi pekerja terhadap protokol baru. Selain itu, butuh fleksibilitas untuk menerapkan protokol sesuai kebutuhan aktivitas di tempat kerja. Disiplin penerapan protokol di perusahaan pun kemungkinan besar akan bervariasi.