Produk UMKM. (Foto: Angga Yuniar)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk mendorong dan mengakselerasi peningkatan ekspor nasional terutama produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal itu penting karena UMKM memiliki peran penting terhadap perekonomian.

“Saya meyakini dengan kolaborasi kita akan mampu meningkatkan daya saing UMKM untuk menembus pasar internasional,” kata Teten dilansir dari Antara.

Kolaborasi dibutuhkan antara kementerian/lembaga dengan lainnya seperti Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Indonesia E-Commerce Association (idEA), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Sekolah Ekspor, hingga Kadin Indonesia.

Teten berharap kegiatan itu dapat meningkatkan daya saing UKM, melalui pendampingan yang komprehensif seperti pelatihan ekspor, fasilitasi kemitraan, serta promosi daring dan offline.

Tahun ini guna meningkatkan kapasitas UMKM dalam ekspor nasional, pihaknya melakukan beberapa inisiatif diantaranya mendorong UMKM masuk ke sektor formal, upaya pengelolaan UMKM berkoperasi atau berkelompok dalam skala ekonomis, serta mengembangkan UMKM berbasis komoditas unggulan.

Pemerintah juga memberikan kemudahan bagi para eksportir dalam mengakses layanan perizinan ekspor dan impor barang, menyediakan informasi mengenai kesempatan pasar, regulasi pajak keluar, serta regulasi negara yang akan dituju, melalui INSWmobile Kemenkeu.

Di antaranya, pengadaan tempat usaha bagi UMKM minimal 30 persen dari luas infrastruktur publik, pengembangan inkubasi usaha, fasilitasi pembiayaan dan insentif fiskal, kemudahan izin usaha KUMKM, dan belanja kementerian/lembaga sebesar 40 persen bagi UMKM.

Meski nilai ekspor Indonesia pada 2020 sebesar USD163,31 miliar mengalami penurunan sebesar 2,61 persen (y-on-y) dibandingkan dengan di 2019, namun Teten tetap optimistis.

Teten juga melihat neraca perdagangan Indonesia masih bisa mengandalkan surplus USD21,74 miliar dari sektor yang terus bertumbuh yaitu pertanian dan industri pengolahan sebagaimana data BPS Februari 2021 dan statistik Kemendagri 2021.

“Terlebih, UMKM ini tulang punggung perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan 64 juta UMKM berkontribusi 60 persen dari total PDB Indonesia, serta menyerap 97 persen tenaga kerja,” pungkasnya