Ilustrasi UMKM. (Foto: CNN Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) menyarankan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memperhatikan empat hal agar bisnis dapat bertahan di masa pandemi, termasuk soal dana dan karyawan.

“Tantangan bagi UMKM saat ini adalah digitalisasi, tapi itu juga membuka peluang bagi UMKM,” kata Ketua Umum Wali Tri Raharjo, saat diskusi tentang UMKM di masa pandemi, Kamis (18/2/21).

Survei Wali pada Maret hingga September 2020, 90 persen UMKM terdampak pandemi seperti omzet turun. Tantangan UMKM bukan hanya soal masuk platform digital, namun juga bagaimana bisa tetap bertahan di tengah kondisi seperti ini.

Tri memaparkan empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, mengenai struktur biaya. Ia menyarankan UMKM membuat rencana pengeluaran dan betul-betul memperhatikan untuk apa saja dana tersebut dikeluarkan.

Selanjutnya yang kedua, berkaitan dengan penjualan, rancang target yang ingin dicapai. Target bisnis mungkin bisa dicapai dengan berjualan di platform digital. Sementara bagi yang memiliki gerai fisik, optimalkan toko yang ada karena tetap ada konsumen yang masih belanja langsung ke toko. Optimalkan juga jaringan bisnis dan konsumen eksisting.

Yang ketiga, berikan motivasi kepada tim dan tetap pantau tim yang dimiliki agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Dan yang terakhir, buat rencana arus kas supaya keuangan tetap terjaga sambil mengupayakan surplus.

UMKM harus adaptif di tengah dinamika pandemi ini, termasuk mengadopsi teknologi digital. Tri mencontohkan saat ini teknologi komputasi awan (cloud) berupa Point of Sales sedang disukai karena pelaku usaha bisa memantau penjualan secara aktual.

Ketika berjualan di platform daring (online), perhatikan rating untuk menjaga kepercayaan konsumen. Menurutnya, ketika sebuah toko memiliki rating di atas empat bintang dan mendapat ulasan yang bagus, konsumen akan percaya dan mau merekomendasikan toko atau produk ke orang lain.