Ilustrasi produk wellness. (Foto: Kemenparekraf)

MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan, permintaan dunia, khususnya negara-negara maju terhadap produk wellness terus bertumbuh, dan Indonesia memiliki kekayaan biodiversity beraneka ragam yang bisa menjadi sumber dari produk-produk tersebut.

“Indonesia juga memiliki tradisi wellness berbasis Bali dan Jawa. Ini menjadi satu kekuatan ekonomi kita ke depan, terutama UMKM. Momentumnya melalui ajang G20 di Bali,” kata Teten Masduki pada acara Future Wellness Tradition (Local Wisdom for Global Sustainability) di Bali Collection, kawasan ITDC, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Lebih dari itu, Teten melihat ke depannya, wellness akan menjadi produk unggulan UMKM Indonesia.

“Ini keunggulan ekonomi kita yang mempunyai nilai komparatif yang luar biasa,” ujar Teten.

Teten berharap pelaku wellness terus melakukan riset dan pengembangan produknya. Salah satu yang industrinya sudah berkembang adalah obat-obatan yang dibuat dari herbal.

“Produk yang berbasis minyak atsiri untuk aroma terapi juga sudah berkembang luar biasa,” lanjut Teten.

Maka, kata Teten, pelaku wellness harus menyiapkan produk yang diproduksi secara benar, higienis, dan memiliki standardisasi tinggi.

“Karena, jika masuk ke pasar luar negeri maka harus ada standardisasi tertentu. Kita jangan hanya bermain di pasar lokal,” jelasnya.

Oleh karena itu, Teten menyambut baik hadirnya narasi Wellness Indonesia pada Future SME Village yang menggambarkan krusialnya peran pengembangan potensi UMKM wellness sebagai salah satu elemen UMKM masa depan Indonesia. 

“Masa depan kita bukan lagi membangun rumah sakit, melainkan rumah sehat,” kata Teten.

Teten pun menyambut baik inisiatif Indonesia Wellness Institute (IWI) dan Smesco Indonesia dalam menggelar kegiatan Future Wellness Tradition yang turut menjadi side event G20 untuk mengoptimalkan potensi besar pada produk wellness Indonesia.

“Wellness menjadi salah satu keunggulan lokal Indonesia, bukan hanya karena komoditas dengan bahan baku yang melimpah, tetapi juga narasi tradisi budaya yang kuat dan harus didukung bersama,” kata Menteri Teten.

Teten menyebut fakta bahwa setidaknya 10 persen PDB global merupakan sektor kesehatan. Bahkan, World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada 2030 total populasi global yang terdampak penyakit kronik, akibat gaya hidup tidak sehat akan bertumbuh 70 persen.

“Menariknya, Indonesia memiliki sebuah keunggulan domestik yang dapat menjadi bagian dari solusi atas permasalahan tersebut yaitu, wellness,” kata Menkop UKM.

Teten mengaku pernah berdiskusi dengan beberapa pelaku wellness. Ia memahami bahwa Indonesia memiliki begitu banyak narasi wellness yang dapat dieksplorasi. Contohnya, Jawa Wellness dan Bali Wellness.

“Beberapa waktu lalu di Tawangmangu, Solo, saya mempraktikkan Beksan dan saya merasakan sekali manfaatnya,” ujar Teten menceritakan pengalamannya.

Teten mengungkapkan, aktivitas dan program fisik seperti Beksan merupakan bagian subsektor dari industri wellness global dengan nilai setidaknya 828 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp12 ribu triliun.

Aspek perawatan tubuh, kecantikan, hingga anti-aging, merupakan bidang wellness dengan porsi terbesar yang tercatat pada tahun 2021, menurut Global Wellness Institute, mencapai 1.083 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 ribu triliun.

“Sektor ini mulai banyak diramaikan pelaku brand lokal,” kata Menkop UKM.

Produk pangan sehat, organik, nutrisi tinggi, dan penurun berat badan, menempati sektor ketiga dengan porsi terbesar dengan nilai global mencapai 702 miliar dolar AS atau lebih dari Rp10 ribu triliun.

Di Indonesia, para pelaku organik terus bertumbuh. Misalnya saja telah berkembang brand lokal yang semakin populer yakni Javara, Lewi’s Organic, dan lain-lain.

“Fakta-fakta tersebut menjadi justifikasi krusial untuk mempersiapkan UMKM masa depan Indonesia yang bergerak di sektor wellness,” kata Menkop UKM.

Teten menambahkan, pada 1 November 2022 Presiden RI Joko Widodo sudah menandatangani PP Nomor 41 Tahun 2022 yang menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur yang bergerak di aspek kesehatan dan pariwisata.

“Saya melihat industri wellness Indonesia memiliki posisi tawar kuat untuk dapat mengoptimalkan KEK Sanur ini dengan baik,” ujar Menkop UKM.

Menkop UKM bersepakat, dengan mengoptimalkan KEK Sanur yang dikelola Injourney, maka akan mampu menghadirkan jasa dan pengalaman tradisi wellness yang terhubung dengan ekosistem layanan kesehatan di KEK Sanur.

Terlebih lagi, ada Deklarasi Bali yang berisi visi pengembangan wellness Indonesia dan dunia yang dikemas dalam Sepuluh Prinsip. Meliputi visi wellness, pendekatan holistik, konektivitas desa-kota, dan komitmen mendorong konsep sustainability di berbagai aspek. 

“Saya berharap itu dapat terus mendorong UMKM pelaku wellness Indonesia untuk dapat terus bertumbuh dan mendunia,” kata MenkopUKM.