Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Kemendag)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

“Sampai hari ini, perjuangan UMKM belum bisa berhenti,” kata Muhammad Lutfi dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, dan PT Sarinah dengan PT Ina Product Indonesia pada Kamis (28/10/21).

Lutfi memaparkan terdapat tiga permasalahan utama yang harus diharapi oleh UMKM Indonesia. Pertama adalah kurangnya pengalaman, hal ini membuat UMKM sulit untuk beradaptasi terhadap perkembangan. “kedua adalah kurangnya jaringan atau networking, yang menyulitkan untuk berkompetisi. Ketiga, kurang pendanaan,” paparnya.

Ketiga tantangan tersebut, menyebabkan UMKM Indonesia belum mempunyai daya saing yang baik. Ia menambahkan jumlah eksportir dari sektor UMKM saat ini mencapai 85 persen dari total 15 ribu eksportir. Namun, jika dilihat lebih dalam angka tersebut hanya mencapai 5 persen dari pada total ekspor nonmigas Indonesia.

“Jadi ada ketidakcocokan dalam hitungan kita bersama. Ada satu yang kita lupa. Bahwa perdagangan itu bukan hanya supply side-nya, tetapi ternyata kekuatan pasar kita ini adalah kekuatan dari demand market-nya. Ini yang sebenarnya belum kita kelola secara baik,” tambah Mendag.

Kepada  Menkop UKM Teten Masduki, Lutfi juga menyampaikan niat kerja sama dalam memajukan pasar industri halal Indonesia.

“Jadi tentang bagaimana kita membina pasar industri halal kita, apakah makanan dan minuman, atau kosmetik, atau ada industri lain yang bisa kita bina bersama,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Mendag bahkan menyuarakan upaya agar Jakarta bisa dijadikan sebagai kiblat fashion muslim dunia. “Jadi saya siap bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk menggerakkan UMKM kita (Indonesia) menjadi jagoan pasar regional, dan jagoan pasar global,” pungkasnya.