Jakarta, MNEWS.co.id – Awal masa pandemi Covid-19 sempat membuat masyarakat harus beramai-ramai membatasi aktivitas di luar rumah. Begitu juga bagi pengusaha yang harus kehilangan konsumen dalam jumlah cukup signifikan.
Bahkan, tidak sedikit pengusaha yang harus gulung tikar akibat tidak memperoleh pemasukan. Sementara di sisi, lain biaya operasional, karyawan, hingga sewa masih terus berjalan.
Kondisi ini pun dialami oleh para UMKM ataupun usaha berskala menengah hingga besar. Meski demikian, nyatanya berdasarkan hasil riset, UMKM sedikit banyak justru mampu lebih bertahan dibandingkan dengan usaha menengah ke atas.
Swandani Dewata Dewi selaku Owner Dapur Solo Ny. Swan memaparkan sangat penting memiliki sifat ulet dan ketekunan dalam mengembangkan bisnis yang dibangun. Oleh karena itu, untuk menuju proses dalam berwirausaha harus ada kerja keras, keyakinan, atau kepercayaan diri dalam mengembangkan usaha, serta pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
Dalam memulai bisnis juga harus melalui proses dan pelan-pelan sesuai dengan passion. Ia mengumpamakan membangun bisnis dengan prinsip anak tangga, yaitu menikmati segala prosesnya secara perlahan serta tidak instan. Hal ini bertujuan agar bisnis yang dikembangkan bisa bertahan lebih lama.
Masa pandemi diakuinya tentu memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pelaku usaha khususnya di bidang Food and Beverage (F&B). Ia pun juga merasakan dampak yang terjadi, mulai dari mengurangi karyawan, hingga menutup sementara usahanya. Namun segala tantangan tersebut bisa Ia lalui dengan berbagai strategi yang dilakukan.
“Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi penurunan penjualan yaitu kita dapat menambah menu baru, memperluas jangkauan pelanggan melalui media online, konsistensi produk, hingga memberikan pelayan yang baik kepada pelanggan,” ujar wanita yang akrab disapa Oma Swan dalam Webinar Series 2 Kimia Farma x Sahabat UMKM bertajuk “Memaksimalkan Penjualan Produk Food & Beverage di Masa Pandemi” yang diadakan secara daring pada Sabtu (13/11/21).
Pada kesempatan yang sama, Karmela Christy selaku Co-Founder & CEO at Sagensie & Aspirasa mengatakan, masa pandemi membuat pelaku UMKM di bidang F&B harus bisa menangkap peluang bisnis melalui digitalisasi.
Menurut Karmela, membuat strategi pemasaran (marketing) secara online dapat memberikan dampak yang baik dan berkelanjutan bagi pelaku UMKM. Ia menambahkan, digitalisasi dalam strategi marketing menjadi kunci sukses agar pelaku usaha mampu melihat kebutuhan dari konsumennya.
“Intinya marketing itu adalah cara kita (pelaku usaha) melihat dari kacamata atau sudut pandang konsumen. Tentu hal ini didukung dengan beberapa hal seperti siapa target market yang dituju, menentukan strategi yang tepat untuk menarik minat beli konsumen, hingga memiliki keunikan yang berbeda dari kompetitor,” ungkapnya.
Sebagai langkah dalam mendorong pelaku usaha khususnya di bidang F&B agar tetap bangkit di masa pandemi, PT Kimia Farma TBK. bersama dengan Sahabat UMKM berupaya memberikan dukungan kepada UMKM melalui pemberdayaan serta pendampingan sekaligus meningkatkan wawasan dalam dunia bisnis.
Salah satunya melalui Webinar Series 2 yang kali ini membahas tentang ‘Memaksimalkan Penjualan Produk Food & Beverage di Masa Pandemi’ khususnya melalui digitalisasi.
Cherman, Manager Umum & TJSL PT Kimia Farma Tbk menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Kimia Farma terhadap pembangunan yang berkelanjutan melalui pembinaan usaha mikro dan usaha kecil agar lebih tangguh serta mandiri sehingga dapat memberikan manfaat bagi perekonomian nasional.
“Webinar series ini menjadi salah satu pemberian berupa pembinaan dan pelatihan workshop sesuai dengan kategori dari pelaku UMKM,” ujar Cherman dalam kegiatan yang sama.
Maka dari itu, melalui Webinar Series 2 Kimia Farma x Sahabat UMKM, pelaku UMKM khususnya di bidang Food & Beverage (kuliner) diharapkan dapat mengetahui berbagai peluang hingga strategi pemasaran yang efektif dalam memaksimalkan penjualan di tengah masa pandemi dengan menghadirkan para pakar yang ahli di bidangnya.