Solo, MNEWS.co.id – Sampah-sampah organik termasuk daun-daun yang sudah tua dan kering ternyata memiliki nilai lebih dan bisa berguna. Di tangan empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), sampah daun kering berhasil disulap menjadi produk kerajinan tangan yang cantik, unik, dan bernilai ekonomis bernama FOLIART.
FOLIART merupakan salah satu Program Keativitas Mahasiswa (PKM) 2020 yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Keempat mahasiswa tersebut yakni Luluk Aristiani dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Naila Syafi’ina dan Fridha Fadhlurrahma dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Shifa Fauzia Quthrunnada dari Fakultas Teknik (FT).
Ketua tim, Luluk melihat selama ini limbah daun kering sangat mudah ditemukan di berbagai tempat dan terkadang menjadi masalah bagi lingkungan. Kalau pun diolah, biasanya hanya menjadi pupuk kompos atau produk pertanian lainnya.
Beberapa produk yang berhasil mereka kreasikan yakni berupa kolase foto, siluet, line art, dan buket frame. Luluk selaku ketua tim menyebut kerajinan yang diberi nama Foliart ini memiliki keunikan tersendiri lantaran dibuat dari limbah daun kering. Sehingga ramah lingkungan dan bahan dasarnya mudah didapatkan.
“Selain itu, adanya FOLIART dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan yakni sampah. Produk-produk kerajinan semacam ini juga memiliki prospek yang bagus karena masyarakat kerap menjadikannya sebagai bingkisan hadiah untuk acara wisuda, penikahan, ulang tahun, maupun acara-acara lainnya,” tambah Luluk.
Bersama dengan timnya, Luluk mendapatkan sampah daun kering di wilayah kampus UNS yang terdapat banyak pohon rindang. Survei yang sudah dilakukan menunjukkan orang-orang tertarik dengan produk tersebut.
“Hitung-hitung berinovasi sambil menangani permasalahan lingkungan yang ada. Terlebih, ide FOLIART ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh keempat mahasiswa ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berwirausaha dengan memanfaatkan potensi sekitar tanpa harus meninggalkan local genius.