Ilustrasi Kopi Literan. (Foto: Tempo)

Lampung, MNEWS.co.id – Kopi literan menjadi strategi sejumlah kedai kopi di Bandarlampung, Provinsi Lampung untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Penjualan kedai kopi di Bandar Lampung sempat mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19,” kata Fany salah seorang barista kedai kopi di kawasan Telukbetung, Bandar Lampung dikutip dari Antara.

Fany mengatakan sebelum masa pandemi, biasanya konsumen sering menghabiskan waktu di kedai kopi, untuk sekedar bercengkrama dengan teman untuk mengerjakan pekerjaan ditemani segelas kopi. Kopi literan menjadi strategi sejumlah kedai kopi di Bandar Lampung untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Namun semenjak diterapkan pola kebiasaan baru (new normal) bulan Juni lalu, semua usaha kuliner termasuk di Bandar Lampung membatasi jumlah pembeli yang makan di tempat. Menurutnya, satu cara mensiasati agar usaha tetap bertahan adalah dengan membuat inovasi produk yang dijual.

Inovasi tersebut adalah kopi literan. Kopi literan disajikan dalam botol 1 liter, bertujuan agar pembeli tidak harus datang setiap hari ke kedai kopi untuk menikmati kopi favoritnya.

“Kopi literan ini sangat membantu penjualan kami, sebelumnya penjualan sempat menurun karena pandemi dan semenjak ada kopi literan ini pembeli jadi datang kembali karena cukup membeli sekali,” kata Fanny.

Hal serupa juga disampaikan oleh Irwan, barista kedai kopi di daerah Kedaton, Bandar Lampung. “Sebenarnya kopi literan ini sama saja dengan membeli segelas kopi, bahkan lebih murah karena kopi literan ini bisa bertahan selama 3 hari dikulkas,” katanya.

Inovasi kopi literan ini mendapat respon yang bagus dari sejumlah konsumen di Bandar Lampung. “Kopi literan ini menurut saya lebih murah karena hanya sekali beli saya bisa minum kopi untuk beberapa hari kedepan,” tambahnya.

Harga kopi literan sendiri bervariasi tergantung cita rasa yang diinginkan mulai dari Rp60 ribu hingga Rp75 ribu per liter.