Jakarta, MNEWS.co.id – Konsisten, tidak mudah putus asa, dan berinovasi merupakan sejumlah kunci sukses bagi sejumlah pelaku industri fesyen sehingga mereka mampu bertahan di tengah pandemi.
Ketiga hal tersebut adalah kunci untuk bertahan dan mengembangkan usaha, khususnya di bidang modest fashion, meski pandemi masih melanda dunia, kata pendiri dan CEO Elcorps Elidawati Ali Oemar.
“Bagaimana agar usaha bisa berkelanjutan? Harus konsisten,” kata pendiri dan CEO Elcorps, Elidawati Ali Oemar dikutip dari Antara.
Dibandingkan sebelum pandemi, Ia menilai pebisnis fesyen saat ini harus pintar merespons permintaan pasar yang sangat dinamis. Dulu, pengusaha fesyen bisa memakan waktu panjang untuk mempersiapkan koleksi baru yang akan dirilis. Saat ini, barang yang laku di pasar datang dari mereka yang bergerak cepat dan pandai membaca peluang.
Meski demikian, usaha itu belum tentu berbuah manis dengan keberhasilan. Bila itu terjadi, yang dipersiapkan adalah ketangguhan dan usaha tanpa henti dan jangan berputus asa. Bersiap untuk terus berjuang adalah modal yang harus dimiliki pebisnis yang ingin usahanya berkembang di tengah kondisi menantang.
Sementara itu, pemilik merek sepatu lokal Geoff Max Footwear, Yusuf Ramadhani, selain lebih banyak membangun interaksi dengan konsumen, ia membuat diversifikasi produk untuk bertahan di tengah pandemi.
Yusuf mengatakan, pihaknya membuat berbagai inovasi baru lewat produk yang dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi, mulai dari masker hingga sandal dan celana pendek untuk bersantai di rumah.
Saat ini Ia memang fokus dalam mempopulerkan nilai-nilai dan semangat yang diusung jenama, tidak cuma kepada produk tertentu. Sama seperti jenama sepatu mancanegara yang menawarkan berbagai produk selain alas kaki. Dengan demikian, mereka bisa mengikuti arus tren tanpa rasa khawatir karena merek tersebut sudah melekat di kepala konsumen.
Sementara itu, perancang busana muslim Ria Miranda mencari solusi untuk bisnis fesyen yang terdampak pandemi COVID-19 lewat jalinan erat bersama komunitas yang dirintis selama bertahun-tahun.
Sebelum pandemi, Ria rutin mengunjungi kota di mana butik-butiknya berada, lalu mengadakan acara di mana ia bisa menemui dan berinteraksi langsung dengan para konsumen. Kali ini, pertemuan tatap muka harus digantikan secara virtual.
“Satu momen yang sangat aku ingat ketika enggak punya solusi, aku ngobrol sama customer, itu salah satu yang bisa memecahkan masalah kita,” pungkasnya.