Kolaborasi Surveyor Indonesia-Kemenperin dalam Mendorong Produk Dalam Negeri Bersertifikat TKDN
Kolaborasi Surveyor Indonesia-Kemenperin dalam Mendorong Produk Dalam Negeri Bersertifikat TKDN

Jakarta, MNEWS.co.id – Pusat P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) Kementerian Perindustrian PT Surveyor Indonesia (Persero)/PTSI bersepakat untuk mendukung kemajuan industri farmasi Indonesia untuk bertumbuh dan berkembang sehingga makin layak menuju pasar global. Kerja sama Kementerian Perindustrian dan PT Surveyor Indonesia (Persero)/PTSI berkembang ke tahap lebih serius yaitu fokus pada potensi Indonesia dalam mendorong produk dalam negeri bersertifikat TKDN dan meminimalisir impor. 

Kerja sama tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan kegiatan Kampanye Komunikasi Program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Salah satu rangkaian dari program kampanye komunikasi yang sudah berjalan sejak Juli 2021 adalah ‘Talk Series TKDN‘ yang bertujuan untuk memperluas penyebaran informasi dan pengetahuan tentang TKDN, khususnya kepada pelaku industri nasional. Kegiatan tersebut telah dilakukan sebanyak tiga kali dengan mengangkat isu penggunaan komponen lokal di industri farmasi, elektronik, dan hilir migas.

Kolaborasi Surveyor Indonesia-Kemenperin dalam mendorong produk dalam negeri bersertifikat TKDN melalui rangkaian program “Talk Series TKDN” yang sudah berjalan sejak Juli 2021.

Direktur PT Surveyor Indonesia (Persero)/PTSI M. Haris Witjaksono saat menjadi host pada acara tersebut mengatakan, “Kami saat ini sudah dan sedang menangani asesmen beberapa klien di industri migas terkait dengan nilai TKDN. Kami sudah lama membentuk unit khusus yang menangani TKDN dengan jumlah auditor yang cukup banyak dan akan terus bertambah kapasitasnya. Untuk tim auditor ini kami menekankan kecepatan dan ketepatan.” 

PTSI saat ini menangani kegiatan asesmen di hilir migas pada penambahan kapasitas kilang di Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Langit Biru Cilacap, RDMP Kilang Balikpapan Lawe-lawe dan kilang baru Grass Root Refinery (GRR) di Pertamina Rosneft, Tuban. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo dalam acara tersebut menyoroti masalah threshold TKDN di industri hilir migas yang masih dalam tahap perhitungan yang matang.

Ia mengingatkan usaha industri, khususnya minyak dan gas yang menjadi sumber daya Indonesia, untuk memberi kesempatan kepada industri penunjang migas dalam negeri sehingga bisa meningkatkan nilai TKDN. 

Hal senada diungkapkan oleh Koordinator Niaga Ditjen Migas Wisik Chande Palupi (mewakili Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas) yang mengungkapkan bahwa masih banyak tantangan untuk industri hilir migas dalam mengimplementasikan TKDN.

“Di hilir tidak SKK Migas. Mekanisme berbeda dengan hulu. Solusi untuk hal ini mau tidak mau, perlu ada enforcement atau punishment agar satu kebijakan bisa berjalan,” ujar Wisik dalam pernyataan resmi yang diterima oleh redaksi MNEWS. 

Dirut PTSI Haris menanggapi hal tersebut dengan menyatakan bahwa PTSI dengan pengalaman menangani perhitungan TKDN selama ini akan siap mendampingi pihak Ditjen Migas dalam menentukan threshold industri hilir migas. 

Di sisi lain, Pjs. VP Local Content Utilization Management PT Pertamina Holding (Persero) Abdul Manan mengakui bahwa pihaknya sangat serius dalam mengimplementasikan TKDN mulai dari membentuk fungsi khusus TKDN setingkat VP di organisasi hingga melakukan roadshow sosialisasi “Vendor Day” dan internal secara maraton. 

“Kami sudah mendapatkan progres baru asesmen TKDN dengan nilai 50% yang diverifikasi oleh Surveyor Indonesia,” ujar Manan yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut. 

Perwakilan industri yang hadir dalam acara tersebut, PT Torishima Guna Indonesia dan PT Ebara Indonesia yang juga berbagi pengalaman mengenai sertifikasi TKDN, sepakat pada pernyataan di atas untuk melangkah bersama mengimplementasikan TKDN sebagai bagian dari bangga produk Indonesia. 

Sekjen Kemenperin yang menutup acara tersebut berujar, “Jangan puas dengan sertifikat TKDN saja. Pemerintah akan selalu mendukung pengusaha industri untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri!”