Ilustrasi pelaku usaha ikan bandeng. (Foto: Johan Tallo)

Jepara, MNEWS.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara kembali melakukan terobosan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi lokal.

Tahun ini, BBPBAP Jepara akan mulai menggarap model pengembangan usaha budidaya bandeng berbasis klaster secara terpadu. Sebelumnya KKP melalui BBPBAP Jepara menetapkan Kabupaten Jepara sebagai salah satu sasaran program prioritas nasional di bidang perikanan budidaya.

Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo mengatakan bahwa pihaknya sangat pro aktif dalam mendorong optimalisasi potensi nilai ekonomi sumber daya perikanan budidaya di wilayah binaan. Sugeng membeberkan, bahwa khusus untuk Kabupaten Jepara, pihaknya telah mendorong untuk menjadikan Jepara sebagai salah satu lokus program prioritas nasional.

Ia berharap ada komitmen dan tanggungjawab untuk berkolaborasi mengembangkan ekonomi lokal berbasis perikanan budidaya. Menurutnya, KKP akan all out mendukung program program di daerah selama ada komitmen tinggi dari Pemda terutama berkaitan dengan fasilitasi kemudahan akses yang dibutuhkan termasuk aspek regulasi yang pro terhadap iklim usaha budidaya.

BBPBAP Jepara tengah menginisiasi pengembangan produk lokal berbasis bandeng. Melalui pengembangan klaster budidaya bandeng, pihak Balai juga tengah merancang sebuah model bisnis yang terpadu untuk mengoptimalkan nilai tambah pada masing masing segmen bisnis dari hulu ke hilir.

Dikatakan Sugeng, untuk di hilir, pihaknya akan menginisiasi sebuah brand image yang diberi nama “Bandeng Kartini” sebagai produk lokal khas Jepara. Karakteristik kualitas bandeng Jepara khususnya di desa Clering yang lebih baik disinyalir akan memiliki daya tarik tersendiri. Munurutnya, pengembangan produk unggulan lokal ini akan menumbuhkan usaha penghela yakni UMKM pengolahan produk bandeng khas Jepara ini.

“Kualitas bandeng Jepara yang baik harus kita tangkap sebagai produk unggulan lokal. Jadi, ke depan orang akan mengenal Jepara dengan Bandeng Kartini-nya. Jika ini berkembang saya rasa akan tumbuh UMKM yang menggerakkan ekonomi. Oleh karenanya, ke depan nanti kita bisa elaborasi untuk bagaimana strategi pengembangan produknya mulai dari diversifikasi olahan sebagai produk yang siap saji (ready to eat) hingga pemasaran produk baik secara konvensional maupun secara online. Saya rasa ini bisa kita bangun dengan kerja sama antar pihak terkait,” ujarnya dilansir dari siaran pers KKP.

Ia menargetkan dari awal pengembangan klaster 5 hektare dapat dihasilkan produksi minimal 10 ton dengan nilai ekonomi mencapai minimal Rp180 juta per siklus, dalam 1 tahun bisa dua kali siklus.

“Potensi pengembangan lahan masih luas, jadi nilai ekonominya nanti bisa lebih besar. Ada perputaran uang sehingga memicu ekonomi lokal bergerak. Untuk lebih detail, nanti kami akan petakan rantai nilainya sehingga tahu persis nilai keekonomian tiap-tiap segmen usaha,” pungkas Sugeng.

Sementara itu, BBPBAP Jepara juga tengah menggagas kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memanfaatkan dana CSR nya bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan usaha budidaya bandeng terpadu di Jepara.

Tahun 2021, BBPBAP Jepara telah menetapkan program prioritas di berbagai daerah diantaranya klaster bandeng di Jepara, klaster udang di Kutai Kertanegara dan Tangerang, klaster nila salin di Pati, pengembangan segmentasi budidaya kepiting dan lainnya.