Jakarta, MNEWS.co.id – Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki segudang potensi kelautan dan perikanan. Bukan hanya ikan untuk dikonsumsi, melainkan juga mutiara sebagai hiasan sekaligus mempercantik diri.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ernawati Trenggono menilai kurangnya edukasi bisa menyebabkan masyarakat salah dalam memilih mutiara. Karenanya, dia mengimbau ibu-ibu DWP untuk memakai mutiara Indonesia pada setiap kesempatan, baik pada acara resmi maupun dalam kegiatan sehari-hari guna mengedukasi sekaligus memopulerkan mutiara asli Indonesia
“Mari kita tunjukkan bahwa Mutiara Laut Selatan Indonesia adalah identitas wanita Indonesia,” kata Ernawati di Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Senada dengannya, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengungkapkan Indonesian South Sea Pearl (ISSP) atau Mutiara Laut Selatan Indonesia memiliki sejumlah keunggulan.
“Salah satunya ukuran lebih besar antara 9-17 mm dengan range warna dari white, silver ke gold, sehingga sangat digemari di pasar luar negeri,” ujar Artati.
Sebagai gambaran, ekspor mutiara Indonesia periode 2017-2021 mengalami fluktuasi, dari USD51,4 juta di tahun 2017, menurun menjadi USD44,4 juta pada tahun 2021 (BPS 2022, diolah Ditjen PDSPKP).
ISSP umumnya diperdagangkan dalam bentuk loose (butiran) dan jewelry (perhiasan) melalui lelang (auction) baik di pasar domestik maupun internasional, utamanya di Jepang, Hong Kong, dan Australia.
Saat ini, harga butiran (loose pearl) ISSP berkisar sekitar USD15-25 per gram.