Pertemuan Sahabat UMKM bersama Bahmid Basyir selaku Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Maluku Tengah di Jakarta, Senin (10/2/20). (Foto: Rasti/MNEWS)
Pertemuan Sahabat UMKM bersama Bahmid Basyir selaku Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Maluku Tengah di Jakarta, Senin (10/2/20). (Foto: Rasti/MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM mengadakan pertemuan dengan Bahmid Basyir selaku Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Maluku Tengah pada Senin (10/2/20) di kantor Sekretariat Sahabat UMKM, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menjajaki rencana kerja sama untuk menggali potensi terkait program pengembangan UMKM di Maluku Tengah.

Berbicara mengenai UMKM, Bahmid menjelaskan bahwa pelaku usaha di Maluku Tengah yang lebih mendominasi adalah mikro. Ia menjelaskan bahwa dahulu berbicara mengenai pelaku mikro, tentu akan membahas mengenai pelaku kecil. Namun saat ini berkat kewenangan Dinas Koperasi Kabupaten Maluku Tengah, hanya memfokuskan ke usaha mikro.

“Kerja sama dengan Sahabat UMKM merupakan sesuatu hal yang sangat menggembirakan, karena pelaku usaha mikro di Maluku mendapatkan perhatian, khususnya Maluku Tengah,” ucap Bahmid.

Bahmid menambahkan, bahwa Ia juga mengumpulkan para staffnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) serta sarana yang akan dibutuhkan melalui beberapa program tersebut. Oleh karena itu, pelaku usaha mikro Maluku Tengah diharapkan dapat lebih proaktif saat terlibat dalam program yang akan dihadirkan oleh Sahabat UMKM dan Diskop UKM.

Saat ini pelaku usaha mikro yang ada di Maluku Tengah berjumlah sekitar 4.000 orang. Sebagai langkah awal, rencana kerja sama Pemkab Maluku Tengah melalui Diskop & UKM dengan Sahabat UMKM akan dilaksanakan di Kota Masohi dan Kecamatan Banda.

Pulau Banda dan Masohi selaku ibukota Maluku Tengah menjadi dua titik fokus utama Diskop UKM. Pulau Banda memiliki potensi pariwisata dan klaster UMKM yang sudah ada, selain itu juga menghasilkan rempah-rempah pala dan olahan ikan. 

“Dengan kedua hasil tersebut, Pulau Banda diharapkan dapat mendorong pelaku usaha setempat untuk lebih maju dan berkembang. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan untuk pelaku UMKM di sana,” kata Bahmid.

Melalui hasil kurasi sudah ada sekitar 42 pelaku usaha mikro yang siap untuk mendapatkan pelatihan karena sudah memiliki produk dengan kualitas baik. Namun kelemahan pelaku UMKM Maluku Tengah adalah mengenai kemasan dan juga merek, serta sertifikasi halal yang sangat dibutuhkan khususnya sektor kuliner dengan label halal pada kemasan produk.

“Biasanya pelaku UMKM Maluku Tengah membeli kemasan itu di Pulau Jawa, atau mereka menggunakan plastik dengan tambahan stiker yang sangat sederhana,” tambah Bahmid.

Sahabat UMKM menghadirkan beberapa program sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha mikro Maluku Tengah salah satunya adalah Akselerator UMKM. Nantinya, pelaku UMKM Maluku Tengah akan mendapatkan pelatihan sekaligus pendampingan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan di sana.

“Program yang diberikan kepada UMKM Maluku Tengah harus sesuai dengan kebutuhannya, hal itu bertujuan agar mereka tidak mengulang pelatihan yang sama dan bisa berkembang lebih cepat jika sesuai dengan kebutuhan,” kata Faisal Hasan Basri selaku Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM.

Faisal menjelaskan salah satu langkah melalui program Akselerator yaitu dengan menggabungkan destinasi wisata dengan UMKM, sehingga nantinya pelaku usaha dapat menjual produk mereka di sana. Hal itu bertujuan agar bisa mendatangkan para wisatawan untuk membeli produk tersebut.

Bahmid pun berharap melalui kerja sama antara Diskop UKM Kabupaten Maluku Tengah dengan Sahabat UMKM dapat memajukan pelaku usaha mikro setempat. Selain itu, Ia juga ingin agar produk UMKM Maluku Tengah dapat dipasarkan secara nasional.