
Subang, MNEWS.co.id – Kabupaten Subang selama ini dikenal sebagai sentra nanas dan mensuplai 90 persen produksi nanas di Jawa Barat. Hasil produknya banyak tapi harganya tidak stabil terlebih saat panen raya, karena itu perlu dibantu oleh keberadaan industri olahan agar UMKM bisa naik kelas dengan adanya produk olahan nanas.
Menindaklanjuti arahan Menteri Koperasi dan UKM untuk mendirikan rumah produksi bersama (factory sharing) olahan hasil perkebunan yang paling dominan di Kabupaten Subang yaitu nanas, Sesmenkop UKM Arif R. Hakim bersama Deputi UKM Hanung H. Rachman, melakukan kunjungan lapangan ke Koperasi Produsen Singgalang Sari Maju di Kp Mekarsari RT 08/RW O3 Desa Sarireja Kecamatan Jalancagak Subang, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021).
“Sesuai arahan Menkop bapak Teten Masduki yang berkunjung ke Subang tiga bulan lalu dan membahas kerjasama industri olahan produk unggulan di Kabupaten Subang. Pada waktu itu disepakati nanas sebagai prioritas produk olahan yang akan dikerjakan,” jelas Arif R. Hakim dilansir dari siaran pers KemenkopUKM.
Arif berharap, para pelaku di bidang pertanian bisa dihimpun dalam satu wadah koperasi dan koperasinya memiliki usaha industri olahan. “Nanti juga dikaji skala ekonominya, berapa kolompok usaha minimalnya, demikian juga berapa luas lahan dikaji berapa kelomok tujuannya agar terjaga kontinuitas produksinya,” ungkap SesmenkopUKM.
“Saya juga berharap apa yang saat ini dikerjakan untuk membangun industri olahan segera terwujud. Kalau biayanya tidak terlalu besar dan kompleksitasnya tidak terlalu banyak, saya optimis factory sharing bisa didirikan pada tahun 2021 ini,” ujar Sesmenkop Arif Hakim.
Sementara itu Deputi Bidang UKM Kemenkop Hanung Harimba Rachman mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa langkah terkait persoalan teknis.
“Tim kami nanti secara teknis akan melakukan semacam persiapan semacam cek lokasi, melihat ke ekonomiannya dan lain sebagianya. Termasuk juga mengenai pengelolaannya nanti kedepan,” jelas Hanung.
Hanung mengatakan bahwanya dirinya telah memiliki beberapa model bisnis yang telah dicoba. Salah satunya dengan menggandeng BUMN. Beberapa kajian juga dilakukan sebagai upaya untuk menghindari peralatan yang telah diberikan namun tidak digunakan.
“Kami akan melakukan kajian perisiapan dan sebagainya. Kita harapkan sebagaimana dikatakan Pak Sesmen, tahun 2021 bisa dilaksanakan kalau kompleksitas dan biayanya tidak terlalu besar,” paparnya.
Ia pun menjelaskan akan mencoba berkolaborasi dengan institusi-institusi lain yang punya program yang sama agar lebih terarah setelah kajian terkait selesai dilaksanakan.
Adapun untuk market jangka pendek, kata Hanung, pihaknya akan mencoba mempertemukan platform-platform yang ada. Terkait proses kajian, Kemenkop akan menggandeng BPPT untuk melihat ketepatan teknologi yang digunakan.
Sementara Sekda Kabupaten Subang, Asep Nuroni berharap Kemenkop bisa membantu mengembangkan Koperasi bisa lebih mandiri.
“Dalam arti sebagai produsen juga sebagai pemasar itu sendiri,” kata Asep. Terkait dengan pengadaan factory Subang, Asep Nuroni mengatakan bahwa Pemkab Subang akan berfokus pada penyiapan lahan.
“Jadi kita konsen dalam perluasan lahan. Kita manfaatkan lahan yang tidur dan dikerjaksamakan dengan BUMD yang ada,” tukasnya.