Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop UKM, Arif Rahman Hakim Bersama Staf Khusus Menkop UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari berdiskusi dengan Komunitas Kreatif Muda Labuan Bajo. Nusa Tenggara Timur, Senin (14/9/20). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

Manggarai Barat, MNEWS.co.id – Mayoritas pelaku usaha di Indonesia, lebih dari 99,6 persennya adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Namun dari 64 juta pelaku UMKM, mereka memiliki kontribusi relatif kecil terhadap perekonomian Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan tidak mengandalkan keunggulan lokal yang dimiliki. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM mendorong optimalisasi potensi lokal agar tidak menjadi “tamu di daerah sendiri”.

Fiki Satari, Staf Khusus Menkop UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif UMKM mengambil peranan untuk bangkit dan memanfaatkan peluang tersebut. “Spiritnya, UMKM harus jadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Sudah banyak daerah yang berhasil,” katanya.

Turut hadir Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim, Koordinator Wilayah ICCN NTT Herman Umbu Billy, dan komunitas kreatif muda Labuan Bajo.

Menurut Fiki, agar dapat menguasai perekonomian, UMKM harus masuk ke supply chain sektor industri, dengan mengandalkan produk lokal yang unggul. Selain itu, diperlukan penguatan ekosistem melalui koperasi untuk bisa membina UMKM yang dikategorikan kecil menjadi “local hero” di setiap daerah.

Ia mengakui, yang terjadi saat ini, banyak di wilayah strategis pemasaran; termasuk di platform online yang penjualannya sedang meningkat, dikuasai oleh reseller produk impor dan pengusaha besar. Sehingga menurutnya, pemerintah mudah melakukan intervensi, agar UMKM ke depannya dapat meningkat dan naik kelas.

“Pemerintah intervensinya lebih mudah, karena tidak perlu memegang semuanya, tapi beberapa dari koordinator koperasi, untuk menjadi penarik pelaku UMKM agar bisa naik kelas ke depan,” tambahnya.

Labuan Bajo menjadi 1 dari 5 destinasi super prioritas pariwisata Indonesia. Selain itu, Asian Summit dan G20 Meeting akan digelar di Labuan Bajo pada tahun 2023, sehingga UMKM harus memanfaatkan momen tersebut untuk bisa terkoneksi dengan pasar global.

Fiki menjelaskan kuncinya yakni ada 5 fokus sektor produk UMKM yang harus dioptimalkan, mulai dari supply kebutuhan hotel, homestay, wisata alam, kuliner dan merchandise. “Ketika komunitas kreatif muda Labuan Bajo terbentuk, ini akan meningkatkan posisi tawar pelaku UMKM Labuan Bajo,” ujar Fiki.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Pengembangan SDM KemenkopUKM, Arif Rahman Hakim. Menurutnya, KemenkopUKM mendapat masukan untuk melakukan perbaikan dalam pelatihan sumber daya manusia UMKM. Pihaknya berjanji akan menyusun standar pelatihan standar pelaku ekonomi kreatif ke depan

“Ini forum yang sangat bagus. Karena dalam diskusi ini, kami mendapatkan masukan untuk bahan evaluasi dalam melakukan perbaikan pelatihan modul, pengajar, standar kompetensi,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Indonesia Creative City Network (ICCN) NTT Herman Umbu Billy menjelaskan, pihaknya akan mendorong terbentuknya kota-kota kreatif di NTT. Menurutnya, forum akan mempertemukan pemerintah, pengusaha dan komunitas tersebut, yang diharapkan akan berdampak bagi pelaku UMKM di Labuan Bajo.

“Tugas utama kini adalah mendorong kota-kota kreatif di NTT dan menghidupkan eksosistem kreatifnya. Apalagi Labuan Bajo adalah super prioritas, sehingga pelaku kreatif lokal dapat berdaya dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini digerakkan komunitas secara bersama-sama,” katanya.