Ilustrasi Produk Makanan Olahan. (Foto: MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong ekspor nasional di masa transisi new normal. Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberikan ruang peningkatkan pangsa ekspor produk-produk tertentu, salah satunya makanan olahan.

“Ekspor makanan olahan sangat berpotensi meningkat di masa pandemi, mengingat makanan olahan menjadi salah satu kebutuhan utama selama karantina akibat pandemi dan juga saat memasuki era normal baru,” katanya.

Produk makanan olahan Indonesia, pada periode Januari hingga April 2020, berhasil mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 1,32 miliar atau meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode Januari–April 2020 yaitu Amerika Serikat sebesar USD 293,6 juta (22,11 persen), Filipina USD 161,4 juta (12,15 persen), Malaysia USD 101,6 juta (7,65 persen), Singapura USD 74,9 juta (5,64 persen), dan Jepang USD 71,9 juta (5,41 persen).

Melihat peluang tersebut, Kemendag melalui Direktur Jenderal Pengambangan Ekspor Nasional, Kasan, aktif melakukan kunjungan dan pertemuan dengan beberapa pelaku usaha makanan olahan untuk memperoleh informasi langsung dampak Covid-19 bagi aktivitas ekspor produk makanan olahan.

Kasan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan jajaran PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Jumat (12/6/20). Sebelumnya, Dirjen Kasan dan Tim Kemendag juga telah mengunjungi perusahaan dan pabrik makanan olahan PT Mayora Tbk, belum lama ini.

Pada pertemuan tersebut Kasan menjelaskan, adanya pembatasan sosial atau karantina wilayah tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha di Indonesia. Namun demikian, hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat para pelaku usaha dalam melakukan ekspor, mengingat pemerintah telah memberikan berbagai kebijakan strategis untuk mendorong kinerja perdagangan.

“Kemendag terus melakukan berbagai kebijakan mendorong ekspor, seperti meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, serta melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan. Selain itu, Kemendag juga melakukan pelatihan ekspor secara virtual bekerja sama dengan lembaga dari negara mitra dalam upaya mendorong kinerja perdagangan di era normal baru,” ungkapnya.

Kasan mengungkapkan, pada kunjungan tersebut diperoleh informasi bahwa pada masa pandemi Covid-19, PT Indofood mengalami peningkatan permintaan produk unggulannya berupa mi instan, baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.

Namun, dengan adanya beberapa protokol penanganan Covid-19, seperti jaga jarak (physical distancing), keterbatasan pada aspek transportasi, dan karantina wilayah di beberapa negara, memberikan imbas pada penurunan kapasitas produksi dan penambahan biaya produksi. Kendala lainnya datang dari aspek pemenuhan bahan baku, baik lokal maupun impor yang juga terganggu akibat Covid-19.

Adapun PT Indofood Sukses Makmur Tbk saat ini telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan. Dengan empat grup yang dimilikinya, yaitu Consumer Branded Product (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi, PT Indofood telah berhasil memasarkan produknya ke berbagai negara.

Salah satu merek yang dimiliki PT Indofood adalah Indomie yang telah sukses dipasarkan di 90 negara diantaranya Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada; serta negara-negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Setidaknya, lebih dari 80 miliar kemasan Indomie dengan berbagai cita rasa telah terjual secara rutin ke seluruh dunia.