Pameran produk unggulan usaha mikro di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Kota Surakarta (7/12/2022). (Foto: Septina Fadia Putri/Radar Solo)

MNEWS.co.id – Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Kota Surakarta mencatat ada penambahan jumlah UMKM binaan yang signifikan hingga lebih dari 50 persen sepanjang 2022.

Peningkatan ini disebabkan adanya pendataan sistem informasi data tunggal (SIDT) untuk UMKM. Setelah divalidasi, muncul jumlah sebanyak lebih dari 5 ribu UMKM menjadi binaan Dinkop UKM Kota Surakarta.

“Mungkin sebenarnya kemarin sudah ada UMKM itu, tapi belum terdata oleh kami. Nah, kebetulan ada program pemerintah pusat pendataan sistem informasi data tunggal untuk UMKM. Setelah kami validasi ketemu angka yang jumlahnya signifikan itu,” ungkap Kepala Dinkop UKM Kota Surakarta Wahyu “Ina” Kristina di sela-sela pameran produk unggulan usaha mikro di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Kota Surakarta, Rabu (7/12/2022) seperti yang dilansir MNEWS.co.id dari Jawa Pos Radar Solo.

Ina menyebut data terakhir pada 2021, UMKM binaan Dinkop UKM Kota Surakarta tercatat berjumlah sekitar 3.600 pelaku usaha. Kemudian sepanjang 2022, terjadi peningkatan lebih dari separuhnya.

Rencananya, akhir Desember ini Dinkop UKM Kota Surakarta akan rilis jumlah resmi pelaku UMKM yang ada dibina oleh pihaknya.

“Para UMKM binaan ini kami fasilitasi juga untuk mematenkan produknya. Jadi kami ada fasilitasi untuk HAKI, sertifikasi halal, PIRT, BPOM, dan lain sebagainya. Mereka akan dilayani kebutuhannya di PLUT ini,” sambungnya.

Dinkop UKM Kota Surakarta bahkan punya lima konsultan yang membawahi UMKM di tiap kecamatan.

Harapannya, UMKM yang benar-benar ultra mikro, didampingi ke PLUT untuk menyampaikan kebutuhan fasilitasi pengembangan usaha seperti kebutuhan pelatihan packaging.

“Kami data kemudian kolaborasikan dengan mitra kerja stakeholder yang siap bantu kami. Kementerian juga melayani. Tidak hanya Kemenkop UKM, tapi juga Kemenko Perekonomian. Mereka siap memberikan penawaran pelatihan apapun buat UMKM di Solo. Banyak UMKM yang sudah memanfaatkan fasilitasi itu. Awareness-nya tinggi. Terbukti kegiatan di PLUT sudah ramai,” imbuhnya.

Terkait isu resesi ekonomi tahun depan, Ina mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai strategi pemberdayaan, maupun pengembangan UMKM. Caranya, dengan kolaborasi dan sinergi.

Salah satunya seperti yang diwujudkan dengan menyelenggarakan pameran produk unggulan UMKM bersinergi bersama Kementerian Koperasi dan UKM didukung para stakeholder, termasuk perusahaan e-commerce dan komunitas UMKM.

“PR UMKM menghadapi 2023 adalah UMKM harus bisa tangguh, tidak lengah, pertahankan atau perbaiki kualitas, terbuka terhadap masukan, dan rutin evaluasi,” pungkasnya.