Ilustrasi. (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Jasa logistik dapat menjadi pedal dalam upaya digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi. Pasalnya, kebangkitan usaha mikro saat ini diarahkan dengan menyasar pasar e-commerce.

Dengan begitu UMKM dapat bangkit dari tekanan pandemi yang hampir berdampak terhadap 82 persen pelakunya. Jika sektor ini diselamatkan, agenda pemulihan ekonomi nasional pun akan berjalan mulus.

Hal ini karena kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,07 persen yang meliputi 97 persen dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi.

Karenanya dibutuhkan kelancaran arus logistik yang stabil demi menunjang aktivitas belanja terhadap produk-produk lokal. Apalagi potensi digital ekonomi Indonesia juga masih terbuka lebar dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia dan penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang.

Merujuk data Shopee Indonesia, ada lima juta penjual yang terdaftar di e-commerce berwarna oranye ini. Sementara Tokopedia mencatatkan lebih dari 10 juta penjual dari sektor UMKM menjadi mitra marketplace tersebut.

Salah satu layanan pengiriman (logistik), PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) kembali menambah mitra baru UMKM dan cakupan pelayanan ke sejumlah daerah melalui aplikasi penjemputan barang kiriman. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mikro agar kembali bangkit.

Direktur Utama JNE, Mohamad Feriadi mengatakan, pihaknya menyiapkan sejumlah program bagi UMKM go digital. Di antaranya pendampingan dan tarif khusus pengiriman bagi pelaku UMKM yang go online, serta pengadaan community development yang tersebar dibeberapa titik serta pelatihan desain grafis.

Khusus di Sumatra Utara, JNE membangun Plaza UMKM dan Community Development sebagai tempat bagi pelaku UMKM lokal untuk mengelola dan memasarkan produk mereka secara offline dan online. Fasilitas ini dilengkapi dilengkapi dengan warehouse management system, fasilitas fulfillment dan platform online marketing.

Adapun layanan e-fulfillment tersebut memungkinkan pelaku UMKM menitipkan stok barangnya di gudang JNE untuk dikelola secara online. Saat pelaku UMKM mendapat order transaksi, mereka tinggal meneruskan ke petugas gudang JNE untuk diproses sesuai detail stock keeping unit (SKU) yang diminta. Dengan begitu, pelaku UMKM juga tidak perlu repot mengurus atau mengelola gudang untuk menampung stok barang.

Begitu pula, fasilitas Smesco Fulfillment Center yang berlokasi di Gedung Smesco Indonesia. Di dalam ruangan tersebut tersedia 400 unit lemari dan 2000 level rak yang mampu menyimpan 136.800 item barang milik UKM serta didukung system warehouse manajemen, ruangan berpendingin, operator bersertifikasi, dan call centre yang terintegrasi.

Dengan adanya fasilitas ini akan menciptakan peluang dan memberikan kemudahan kepada para UKM dalam melakukan proses jual beli secara online, sehingga para pelaku usaha dapat fokus kepada proses produksi dan pengembangan atau inovasi produk, serta penjualannya.  Fasilitas ini terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman JNE, sehingga update data jumlah stok barang, serta status pengiriman tiap paket tersedia secara berkala.

“Agar dapat mengatasi tiap tantangan dan meraih tiap peluang di era digital, maka sinergi dan kolaborasi bersama dengan mitra strategis harus terus dilakukan. Kehadiran Smesco Fulfillment Center diharapkan dapat mendorong kemajuan bisnis pelaku usaha sehingga tidak perlu lagi menangani aktifitas logistik yang memerlukan effort besar di dalam proses bisnis,” ungkap Feriadi.