Kepala Bekraf Triawan Munaf dan pelaku ekraf dalam acara Sosialisasi Food Startup Indonesia di Swiss Belboutique Hotel, Yogyakarta, Selasa (9/4/2019). Foto: Debora Tyas.
Kepala Bekraf Triawan Munaf dan pelaku ekraf dalam acara Sosialisasi Food Startup Indonesia di Swiss Belboutique Hotel, Yogyakarta, Selasa (9/4/2019). Foto: Debora Tyas.

Yogyakarta, MNEWS.co.id — Asri Meikawati, Founder Coklat Ndalem membagikan pengalamannya saat terlibat dalam Food Startup Indonesia (FSI) 2018. Pada saat mengikuti FSI, Asri Meikawati menyarankan agar peserta selalu berbesar hati dalam mengikuti setiap prosesnya.

“Ada satu hal yang memang sangat penting bagi kami setelah berproses di FSI. Bisnis tidak akan menjadi besar kalau kami sebagai founder tidak membesar kapasitasnya,” ungkap Asri dalam acara Sosialisasi Food Startup Indonesia (FSI) di Swiss Belboutique Hotel, Jl. Jend. Sudirman No.69, Kota Yogyakarta, Selasa (9/4/2019).

Dampak dari keikutsertaannya dalam FSI tidak serta merta dirasakan dalam waktu singkat, melainkan dalam jangka panjang. Sampai saat ini, tawaran investasi dan kolaborasi terhadap Coklat Ndalem masih berdatangan.

Selain dampak bagi pelaku ekraf sendiri, keikutsertaan dalam FSI juga dapat menginspirasi pelaku ekraf lainnya untuk mengembangkan kapasitasnya. Salah satu peserta acara Sosialisasi FSI 2019, Silvia dan Iksan, founder Pasigala, mengaku tertarik untuk ikut serta dalam FSI 2019 karena cerita-cerita yang dibagikan oleh founder Tempe Krezi selaku pemenang FSI 2018.

Keduanya berniat untuk kembali mengembangkan usaha kuliner hasil olahan bawang batu, setelah usahanya sempat terhenti akibat bencana tsunami di Palu. Berbekal keunikan dan cerita yang dimiliki oleh bahan baku tersebut, keduanya optimis untuk dapat mengikuti FSI 2019.

Empat Syarat Produk Lolos Kurasi

Masih berdasarkan penuturan Asri Meikawati, ada empat hal yang dapat diperhatikan agar suatu produk dapat terkurasi dengan baik. Pertama, produk kreatif yang ditawarkan harus memiliki good product yang dapat diperbesar kapasitasnya. Kedua, packaging yang serius dan representatif.

Ketiga, financial report, proses, dan SOP yang jelas. Keempat, cerita yang bagus dari setiap produk. Diharapkan agar pelaku ekraf tidak hanya menjual produk saja, melainkan juga cerita dalam produk tersebut.

Cerita yang ada dalam suatu produk kreatif juga menjadi perhatian Kepala Bekraf, Triawan Munaf saat melihat dan mencicipi produk kreatif yang disuguhkan oleh para pelaku ekraf. Para pelaku ekraf dengan semangat mengemukakan cerita yang ada dalam produk kreatif kepada Triawan Munaf.

Storytelling itu penting,” imbuhnya.

Salah satu produk yang diapresiasi oleh Triawan Munaf adalah minuman kopi dan coklat kemasan, yang pada kemasannya tertuang cerita mengenai produk tersebut. Storytelling yang kuat pada suatu produk dapat memberikan nilai tambah.

Bekraf memberikan fasilitas bagi para pelaku ekraf subsektor kuliner untuk meningkatkan kapasitasnya melalui penyediaan investor, accelerator, dan membuka akses pasar. Maka dari itu, menurut Triawan Munaf, fasilitas yang ada di depan mata jangan disia-siakan, harus ada rasa ingin membesar, think big

Sumber: Bekraf