Jakarta, MNEWS.co.id – Ajang kompetisi dan apresiasi terhadap hasil produksi petani kopi robusta Lampung kembali digelar, Senin (22/11). Ajang bertajuk Apresiasi Petani Kopi Robusta III/2021 itu merupakan kolaborasi antara Koperasi Fine Robusta Lampung, PT. Sulotco Jaya Abadi (Grup Kapal Api) dan PT Asia Makmur, serta didukung oleh Kappi.
Penjurian Apresiasi Petani Kopi Robusta III – 2021 berlangsung sejak awal tahun dengan beberapa kategori. Adapun tim juri terus-menerus memantau kebun para peserta lomba kebun kopi robusta dari perwakilan setiap kelompok Kopista Indonesia.
Mengingat proses penjurian masih ditengah kondisi pandemi, akhirnya memaksa tim juri sepakat bahwa penentuan pemenang berdasarkan prospek kebun kopi untuk panen pada 2022 berupa penilaian kesehatan dan kelayakan pohon kopi serta ketersedian cabang-cabang baru untuk tempat buah ditahun depan.
Dalam lomba kebun kopi robusta Lampung III juga diberikan penghargaan dengan kategori inovator kopi robusta, sebuah penghargaan yang diberikan kepada para petani kopi robusta yang sudah berhasil menyumbangkan klon baru kopi robusta hasil karya petani tersebut.
Pemberian penghargaan itu sendiri bertujuan untuk memotivasi para petani kopi untuk terus menerus berkreasi guna menemukan klon baru kopi robusta yang unggul untuk masa depan kopi robusta.
Seperti diketahui sebelumnya penerima penghargaan inovator kopi robusta 2021 masing-masing diraih oleh Bagio dengan klon bagio, Cipto Marijo dengan klon Cipto serta Darmani Aras dengan klon Darmani.
“Dengan pemberian penghargaan dari kategori tersebut, harapannya dapat memompa minat petani kopi robusta yang masih muda agar mau mencoba berkreasi untuk lahirnya klon baru kopi robusta,” kata Moelyono Soesilo, Head of Buying Station PT Sulotco Jaya Abadi.
Penghargaan lainnya dalam lomba kebun kopi robusta Lampung III adalah kategori pelopor produktivitas dimana petani kopi robusta yang produktivitas kebun kopinya sudah mencapai rata-rata 3.000 kg/hektar/tahun. Petani pelopor juga akan dinilai terkait wawasan pengetahuannya tentang berkebun kopi robusta.
“Tujuan pemberian predikat petani pelopor adalah untuk memotivasi para petani kopi robusta yang produktivitasnya masih dibawah 1 ton/hektar/tahun supaya mau belajar kepada yang sudah sukses agar minimal produktivitasnya bisa mencapai 2 ton/hektar/tahun. Selain produktivitas kebun kopinya yang sudah mencapai 3.000 kg/hektar tahun ada beberapa syarat lain yang harus dipahami oleh petani pelopor,” katanya.
Adapun syarat tersebut meliputi cara merawat kebun kopi setelah panen, menyiapkan cabang atau ranting baru tempat bunga dan buah kopi untuk panen pada tahun yang akan datang sesuai dengan target yang diinginkan. Lalu teknik memupuk kebun kopi yang cukup sesuai dosis dan sjenis pupuk untuk mencukup kebutuhan nutrisi pohon kopi.
Syarat lainnya yang harus dipenuhi petani pelopor adalah mampu menjelaskan kepada orang lain cara-cara berkebun kopi supaya bisa mencapai target produktivitas minimal 2 ton/hektar/tahun secara berkelanjutan. Selain itu mampu membimbing petani kopi robusta yang sedang belajar menaikkan produktivitas kebun kopinya.
Lomba biji kopi/green beans dan uji citarasa dilakukan sejak awal Agustus 2021 lalu. Panitia Apresiasi Petani Kopi Robusta (APKR) III-2021 sendiri mulai menerima sampel untuk lomba dari awal Agustus 2021 hingga akhir September 2021, sedangkan untuk seleksi biji kopi dan uji citarasa dari awal Oktober 2021 sampai awal November 2021. Total sampel yang diterima panitia APKR III-2021 sebanyak 67 sampel.