Ilustrasi Kuliner dan Fesyen. (Foto: Unsplash/Liana Mikah)
Ilustrasi Kuliner dan Fesyen. (Foto: Unsplash/Liana Mikah)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pada tahun 2020 ini, terdapat dua sektor usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) yang diprediksi akan bertahan di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Kedua sektor usaha tersebut adalah kuliner dan fashion.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun menyebutkan dua sektor ini mampu bertahan karena menggunakan bahan baku dalam negeri yang mampu menekan biaya.

“Sektor yang bisa bertahan itu ya di sektor kuliner dan fashion. Kenapa hanya sektor ini? Karena dua sektor ini yang tidak bergantung pada produk impor untuk bahan bakunya,” kata Ikhsan.

Adapun jenis UMKM yang bakal bertahan di tahun 2020 adalah jenis kuliner seperti produk olahan protein hewani (ayam) dan warung kopi.  “Ya seperti warung kopi dan produk ayam masih bertahan. Karena untuk produk kuliner memang taste masyarakat kita masih primadona untuk kuliner khas Indonesia,” katanya. 

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Teten Masduki. Menteri Koperasi dan UKM. Teten mengatakan usaha di sektor makanan dan minuman atau F&B akan sangat diminati dan mampu bertumbuh di tahun 2020.

“Di sektor menengah itu, yang lagi growing terutama di sektor makanan dan minuman, apalagi investor banyak yang bertanya, sektor unggul mana yang bisa cocok ditanamkan investasi?” jelas Teten.

Sementara untuk UMKM di sektor fesyen, Ikhsan menilai sektor tersebut mampu bertahan karena adanya bahan baku tekstil yang sudah bisa diolah dalam negeri.

“Fashion itu kita kan produksi tekstilnya besar. Misalkan saja produksi tekstil dari Jawa Barat. Kita mampu memproduksi bahan baku. Dengan itu, maka kita bisa mereduce cost dan kita bisa berjualan barang dengan harga murah,” ungkap Ikhsan.

Di sisi lain, Ikhsan mengeluhkan beragam tarif mengalami kenaikan. Yang mana, ini dinilai akan menyulitkan UMKM bersaing, karena biaya utamanya harus disesuaikan dengan harga jual produk.

“Tapi reduce cost ini berlawanan (dengan ketersediaan bahan baku lokal) karena ada beberapa kenaikan biaya seperti biaya listrik naik, walaupun yang 900 VA batal naik, yang di atas 900 VA bagaimana? Tarif tol dan transportasi juga naik, sehingga UMKM kita enggak mampu bersaing di negeri sendiri,” katanya.