Indonesia Salah Satu Negara Penghasil Kopi Paling Agresif di Dunia
Ilustrasi kopi Indonesia. (Foto: sumutinvest.com)

Jakarta, MNEWS.co.id – Indonesia disebut sebagai salah satu negara dengan potensi pemasar kopi terbaik di dunia. Hal itu karena Indonesia memiliki salah satu kopi indikasi geografis yang paling diminati di dunia jika dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Giovanni Galanti, Pakar Perdagangan dan Indikasi Geografis ARISE+ Indonesia dalam Workshop berjudul ‘Market Opportunities in the Face October Harvest Season” yang digelar secara virtual pada Kamis, 17 September 2020. 

“Berdasarkan data MINTEL, Indonesia memiliki pasar kopi yang pertumbuhanya paling cepat jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Turki, India, Vietnam atau Chile yaitu lebih dari 19,6 persen pada 2012-2016. Pada dasarnya pasar kelas menengah ini berkembang pesat di negara-negara ASEAN untuk produk otentik dan pengalaman kuliner baru,” ujar Giovanni dalam paparannya. 

Dia melanjutkan bahwa Kopi Gayo Aceh memiliki potensi ekonomi yang besar di Uni Eropa asal bisa menjaga keasliannya. Di sisi lain, produk yang asli juga harus dipastikan memiliki kualitas seperti yang dijanjikan kepada konsumen yang sudah ditargetkan dengan baik 

Pendapat tersebut selaras dengan pernyataan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Freddy Harris yang diwakili oleh Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual, Daulat P. Silitonga dalam sambutannya. 

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, ekspor Kopi Gayo ini pada periode Januari – April 2020 yaitu sebesar 26,9 ribu ton atau senilai USD 58,9 juta. Dari volume tersebut 93 persen volume ekspor kopi Indonesia ditujukan ke Italia, Belgia, dan Jerman,” kata Daulat.

Saat ini, DJKI telah mendaftar 97 indikasi geografis; 88 di antaranya berasal dari dalam negeri sementara sisanya adalah milik luar negeri. Kopi Gayo Arabika sendiri sudah terdaftar sebagai produk indikasi geografis sejak 2017 yang berasal dari Tanah Rencong, Aceh.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan, mengatakan pertemuan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menyambut panen kopi pada Oktober. Dia berharap pada pertemuan ini akan lebih banyak pihak yang tertarik untuk mengekspor kopi yang sudah diakui secara internasional tersebut. 

“Kami berharap Kopi Gayo lebih banyak mendapatkan perhatian supaya produk ini semakin terkenal di Eropa. Kami juga berharap ajang pertemuan antara penjual dan pembeli Kopi Gayo,” pungkasnya.