Lampung, MNEWS.co.id – Setiap daerah, memiliki kekayaan tradisi kuliner khas. Termasuk juga Lampung yang memiliki menu kuliner gulai taboh. Sebagai warisan budaya tak benda dalam wujud kuliner, gulai taboh dan seruit, ternyata menyimpan nilai falsafah kebersamaan dan kekeluargaan.
Pengamat budaya Lampung, Admi Syarif memaparkan gulai taboh dan seruit cukup dikenal sebagai makanan tradisional. Bahan baku untuk membuatnya mudah diperoleh, menyesuaikan tempat kuliner tersebut dibuat.
Memanfaatkan hasil pertanian, bahan gulai taboh diperoleh dari hasil kebun. Wilayah agraris menghasilkan labu, terung, jamur, jagung muda. Dikombinasikan dengan hasil tangkapan sungai dari ikan air tawar. Masyarakat Lampung dikenal dari Pepadun dan Pesisir. Kearifan lokal masyarakat Pepadun yang tinggal di wilayah dekat daratan dan sungai, mereka hidup dari hasil pertanian dan kekayaan di dalam sungai.
Sebaliknya, masyarakat pesisir memanfaatkan olahan kuliner dari laut. Keberagaman tersebut ikut mendukung terciptanya olahan kuliner gulai taboh dan seruit.
Admi menjelaskan seruit merupakan kuliner olahan ikan yang dimasak dengan cara dipepes ataupun dipupul (dibakar). Seruit banyak dibuat oleh masyarakat Lampung papadun (Lampung kota), sehingga kerap kali menggunakan ikan sungai sebagai bahan dasarnya.
Sedangkan Gulai taboh dibuat menggunakan ikan laut dan dari ikan sungai. Gulai taboh mirip dengan sayur lodeh, yang membedakan adalah penggunaan ikan dan bahan rempah-rempah dengan cita rasa khas Lampung. Keunikan gulai taboh terletak pada proses pengasapan pada saat memasak.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung penyelenggaraan Festival Kuliner Nusantara Lampung yang diinisiasi oleh Lembaga Kebangsaan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bersama ILUNI UI Wilayah Lampung.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya berharap penyelenggaraan festival kuliner tak hanya dapat menjadi ajang bertukar pikiran, melainkan juga mendorong minat generasi muda mengembangkan kuliner Nusantara.
“Kegiatan festival kuliner Nusantara Lampung diharapkan jadi wahana bagi akademisi, praktisi, pelaku industri, dan masyarakat untuk dapat bertukar pikiran dan informasi untuk membangun kreativitas, dan inivasi kuliner berbasis bio diverisity,” kata Wisnu dilansir dari Antara.
Sementara itu, Ketua ILUNI UI Pusat Andre Rahadian mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan acara ini untuk mengenalkan ragam kuliner khas Nusantara. “Pendekatan ini bertujuan paling tidak kita mengenalkan kuliner Nusantara yang dimulai pertama kali untuk program ini di Lampung. Kedua ini juga akan membangkitkan ekonomi kreatif dan UMKM terutama kuliner,” kata Andre.
Acara ini menjadi episode perdana dari rangkaian yang akan akan diselenggarakan di 10 Provinsi di Indonesia. Dalam Festival Kuliner Nusantara Lampung ini dikenalkan makanan khas seruit dan gulai taboh yang cukup legendaris bagi masyarakat Lampung.