Jakarta, MNEWS.co.id – Gojek dilaporkan telah memberikan kontribusi sebesar Rp249 triliun dalam rangka membantu perekonomian Indonesia pada tahun 2021. Demikian hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
Jumlah tersebut setara dengan 1,6 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020. Mengutip situs Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2020 adalah Rp15.434 triliun.
Angka Rp249 triliun yang disumbangkan oleh Gojek pada 2020 itu sendiri mengalami peningkatan 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi itu disalurkan Gojek melalui ekosistemnya dan GoTo Finansial (di luar Tokopedia), begitu menurut Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K Walandouw, saat memaparkan kajian dampak platform digital Gojek terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Paksi menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari keseluruhan Gojek menyumbang angka Rp96 triliun, sementara GoTo financial sebesar Rp23 triliun.
“Ini dasarnya adalah dampak dari keseluruhan ekosistem Gojek sendiri, yaitu Rp96 triliun, lalu Go To Financial juga diambil (ditambahkan). Jadi kontribusi keseluruhan mencapai Rp119 triliun,” kata Paksi.
Selanjutnya, angka tersebut dihitung dengan multiplier atau angka pengganda yang diambil dari faktor eksternal, seperti produsen usaha yang menjual bahan baku ke mitra terkait serta jasa angkutan darat.
Masing-masing multiplier memiliki angka asumsi sebesar 1,77 untuk jasa angkutan darat, sementara multiplier makanan dan minuman adalah sebesar 2,44. Dari total perhitungan antara kontribusi Gojek dan GoTo Financial, yakni sebesar Rp119 triliun dan multipler yang dimaksud, maka didapatlah angka kontribusi Gojek untuk perekonomian nasional yang sebesar Rp249 triliun.
“Angka pengganda artinya ketika suatu usaha restoran maju, maka Ia akan membeli banyak sumber daya seperti sayur, gula, dan lain-lain, sehingga tidak hanya usahanya bergerak tapi juga menggerakkan usaha-usaha lain,” ujarnya.
Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Turro S. Wongkaren menilai bahwa kontribusi dana yang dilakukan Gojek hampir setara dengan sepertiga alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikucurkan Pemerintah di angka Rp744,77 triliun.
“Hanya satu ekosistem perusahan mampu memberikan sepertiga dari keseluruhan APBN yang dikucurkan untuk itu. Ini semua kalau kita adding up bisa sangat membantu pemulihan perekonomian Indonesia,” kata Turro.
Sementara menurut Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, keberadaan ekosistem Gojek dinilai dapat membantu meningkatkan pendapatan mitra driver dan UMKM selama pandemi. Sebab, kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia dilaporkan meningkat tajam selama pandemi, terutama dalam pemakaian ekosistem layanan Gojek.
“Dalam penelitian ini kami juga melihat mayoritas konsumen (lebih dari 80 persen) konsisten menggunakan aplikasi Gojek, dan membelanjakan lebih dari seperempat pendapatan bulanannya di dalam ekosistem ini,” kata Alfindra.
Sebagai informasi, riset yang dilakukan LD FEB UI telah melibatkan responden yang terdiri dari konsumen, UMKM, serta mitra driver yang telah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi Maret 2020, yang tercatat dalam basis data Gojek.
Riset dilakukan di 21 kota yang mencakup Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.