Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi (kanan) menyerahkan penghargaan kepada Kayo Kimura pimpinan grup Gamelan Jepang Lambangsari di Tokyo Sabtu (12/6). (Foto: KBRI Tokyo)

Jakarta, MNEWS.co.id – Grup gamelan Jawa di Jepang yakni Lambangsari mengadakan pergelaran wayang kulit di Tokyo, Sabtu, (12/6/21). Pementasan tersebut mendapatkan apresiasi dari Duta Besar RI, Heri Akhmadi yang juga turut menyaksikan secara langsung.

Heri juga memberikan apresiasi terhadap penampilan Ki Dalang Rofit Ibrahim yang tampil memukai dihadapan 140 orang warga Jepang. Dalam pementasan wayang kulit berbahasa Jepang dengan lakon ‘Sumantri dan Sukrosono’.

Grup gamelan Lambangsari telah berkontribusi dalam memajukan seni budaya Indonesia di Jepang. “Saya percaya persahabatan dua bangsa tidak hanya penting ditingkat pemerintahan tetapi juga berlaku di masyarakat. Saya apresiasi grup Lambangsari yang bertahun-tahun mempromosikan kesenian gamelan dan wayang ini di Jepang,” katanya.

Ia merasa terkejut serta bangga ada seniman Indonesia yang tinggal di Jepang dan mampu menampilkan cerita mengesankan serta direspon secara baik di Jepang.

Sementara itu, Kayo Kimura selaku pimpinan Lambang sari mendirikan grup gamelan tersebut sejak 1985 dan memiliki anggota 17 orang Jepang. Selain aktif mengadakan pementasan, Lambangsari juga mengajarkan musik gamelan Jawa kepada masyarakat Jepang.

“Saya mengajar karawitan Jawa di Tokyo. Murid-murid saya yang berjumlah 50 anak senang sekali belajar gamelan. Studio Lambangsari kami ada di Simbashi. Disitu ada 30 murid saya. Saya suka gamelan karena disitu kita harus main bersama-sama,” ujar Kayo.

Ki Dalang Rofit Ibrahim dan istrinya Hiromi Sasako sudah tinggal di Jepang sejak 16 tahun lalu hingga kini terus konsisten mempromosikan gamelan khas Jawa dan seni pewayangan. Ia membentuk kelompok gamelan Hanna Jos dan mendirikan Bintang Laras, sekolah musik gamelan di rumahnya setelah melihat tingginya antusias warga Jepang yang menyukai budaya asal Jawa itu.

“Sejak kecil saya menyenangi kesenian karawitan Jawa. Bersama istri, saya keliling Jepang untuk mengajar. Belakangan ini saya kembangkan mendalang bahasa Jepang menggunakan tutur Jawa. Dengan begitu orang Jepang bisa lebih tertarik belajar seni karawitan,” ungkapnya.