MNEWS.co.id – Djarum Foundation melalui program Bakti Pendidikan, mengambil langkah nyata dalam mengembangkan serta mencetak wirausaha-wirausaha Indonesia muda dan tangguh melalui kurikulum vokasi di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Kudus, Jawa Tengah.
Salah satunya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama (NU) Banat Kudus, Jawa Tengah, yang mengembangkan kurikulum pencetakan wirausaha berupa Program Keahlian Tata Busana atau fesyen.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengapresiasi langkah yang diambil Djarum Foundation dalam mencetak wirausaha muda melalui kurikulum vokasi tersebut.
“Lulusan dari sekolah ini tidak hanya bisa menjahit, tapi bisa menjadi desainer. Bahkan, bisa menjadi seorang entrepreneur,” kata Teten Masduki saat mengunjungi SMK NU Banat Kudus, di Kota Kudus, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2022).
Selama ini telah banyak dikenal lulusan dari SMK NU Banat Kudus yang terjun ke dunia kerja sebagai desainer muda berbakat. Keberhasilan para desainer muda dari SMK NU Banat itu tak lepas dari peran Djarum Foundation yang telah memberikan pendampingan hingga pembinaan.
Hal itu juga karena SMK NU Banat Kudus sampai sejauh ini terus mengimplementasikan kurikulum dari hasil sinkronisasi dunia usaha dengan dunia industri bidang fesyen. Dengan begitu, materi yang dipelajari di sekolah diupayakan selalu sesuai dengan kebutuhan industri fesyen yang berkembang. Sehingga, lulusan yang dihasilkan akan mampu memenuhi harapan industri.
SMK NU Banat juga melakukan pengembangan Teaching Factory (TeFa), yang salah satunya dilaksanakan dengan melaksanakan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Dari PjBL, menghasilkan berbagai produk, diantaranya produk desain, produk fesyen, bahan printing, dan lain sebagainya. Produk tersebut juga dipasarkan untuk masyarakat.
Soal prestasi, misalnya saja karya Zelmira, brand fesyen milik siswi SMK NU Banat, pernah meraih beberapa penghargaan dalam bidang fesyen di ajang Grand Prix Sakura Collection Asia Students Awards 2020, yang diselenggarakan di Atrium Jewel Changi Airport, Singapura.
“Saya melihat Djarum Foundation juga sangat baik karena mengembangkan program untuk mendandani SMK-SMK yang ada melalui program Bakti Pendidikan. Mereka membantu mengembangkan kurikulum hingga infrastrukturnya,” ucap Menteri Teten.
Teten pun tertarik untuk menjalin kerja sama dalam mencetak wirausaha-wirausaha muda sebagai The Future SME, khususnya di bidang fesyen.
“Dari segi skill dan pola pikir bisnis, para siswa SMK NU Banat sudah sangat bagus,” kata Menteri Teten.
Terlebih lagi, KemenKopUKM kini tengah mengembangkan busana muslim Indonesia sebagai kiblat fesyen dunia.
“Kita bisa mulai seperti ini dari tingkat bangku sekolah. Saya kira, apa yang sudah disiapkan Djarum Foundation sudah bagus,” ucap Menteri Teten.
Dalam kesempatan itu, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Galuh Paskamagma mengatakan para siswi SMK NU Banat mendapat pembekalan soft skills.
Para siswi dilatih mengasah kemampuan soft skills mereka sebagai seorang desainer, termasuk dalam hal berinteraksi kepada konsumen. Mulai dari menjelaskan tema yang dipilih sampai material yang digunakan agar meyakinkan konsumen untuk bertransaksi.
Melalui metode tersebut, para siswa dituntut untuk bisa menerapkan keterampilan yang dipelajari di sekolah menjadi sebuah karya berkualitas yang dapat bersaing di pasaran.
Pada setiap proses pembuatan koleksi, brand Zelmira selalu melibatkan banyak siswa dengan keahlian yang beragam dan memiliki tenggat waktu yang ketat.
Dengan demikian, lanjut Galuh, para siswa harus bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dan menerapkan pola pikir kreatif supaya bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan warna baru pada setiap koleksinya.
“Hal tersebut selaras dengan tujuan Zelmira sebagai Teaching Factory yang merupakan bagian dari proses belajar di SMK,” ucap Galuh.
Selain SMK NU Banat, Menteri Teten juga mengunjungi SMK Raden Umar Said Kudus (sekolah binaan Djarum Foundation), yang memiliki program Keahlian Animasi, Desain Komunikasi Visual, hingga Pengembangan Perangkat Lunak dan Game. Sekolah itu juga memiliki studio ilustrasi, colouring, rendering, lightning, dan animate.
Menariknya, SMK RUS hanya memberikan kurikulum esensial yang terintegrasi dengan kejuruan terkait. Contoh, kejuruan animasi mendapatkan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan sastra.
Kemudian, mata pelajaran matematika yang diberikan kepada siswa, berkaitan dengan menghitung kalkulasi biaya pembuatan animasi. Jadi, mata pelajaran yang diberikan perspektifnya tetap sesuai dengan kejuruannya.
Adapun tiga kejuruan yang tinggi peminatnya adalah kejuruan pada bidang ekonomi kreatif (Ekraf), yakni animasi, desain komunikasi visual (DKV), dan pengembangan perangkat lunak dan gim (PPLG).
“Sekitar 90 persen siswa di sini yang belum lulus di sini, sudah di-indent perusahaan,” ucap Kepala SMK Raden Umar Said, Fariduddin.
Sekolah binaan Djarum Foundation lainnya yang dikunjungi Menteri Teten adalah SMK PGRI 2 Kudus. Sekolah vokasi di Kota Kudus itu mempunyai berbagai keunggulan, terutama pada jurusan Tata Boga.
Pada jurusan ini telah didukung dengan beberapa fasilitas unggul, seperti ruang praktik, gedung, dan kurikulum yang terus dikembangkan berstandar Industri.
Bahkan, keunggulan program Tata Boga SMK PGRI 2 Kudus mempunyai Teaching Factory berkelas internasional. Salah satunya, Kitchen Theater. Suatu tempat untuk melatih dan mengembangkan softskill komunikasi siswa.
Selain itu, ada pula Resto Jiva Bestari. Restoran ini menjadi laboratorium praktik siswa dan telah diterima di masyarakat umum dengan mengarah pada konsep restaurant fine dining hotel dan restoran bintang lima.
“Seluruh pelaku kegiatan di restoran ini adalah siswa sekolah yang memiliki kemampuan setara industri,” ucap Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Kudus Mustam Effendi.