Ilustrasi digitalisasi usaha. (Foto: Freepik)

Jakarta, MNEWS.co.id – Dalam survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan target sampel sebanyak 107 UMKM pada tahun 2020, ditemukan bahwa 90,1 persen dari UMKM terdampak akibat pandemi COVID-19.

“Dampaknya itu mengakibatkan terjadinya penurunan penjualan, keterbatasan akses modal dan hambatan distribusi kas,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan (BI Sumsel) Erwin Soeriadimadja.

Dalam menghadapi dampak akibat pandemi, lanjut Erwin, ternyata penjualan online menjadi strategi utama pelaku usaha. Di mana sebanyak 47 persen UMKM melakukan penjualan online. Sementara, sisanya sebesar 25 persen melakukan diversifikasi produk dan sebanyak 23,5 persen melakukan distribusi produk dan masuk ke penjualan digital.

“Melihat data tersebut, kami melihat diperlukan adanya upaya yang serius dalam mengembangkan pasar online kepada pelaku UMKM,” jelasnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Erwin mengatakan pihaknya pun menggelar program UMKM on boarding yang bertajuk ‘Peh Bejajo Online (Ayo Berjualan Online)’, untuk pelaku usaha.

“Dalam pelaksanan program itu, bakal ada serangkaian pelatihan serta pendampingan oleh Bank Indonesia yang berkaitan dengan pasar online dan digitalisasi,” katanya, saat webinar UMKM on-boarding, Senin (13/6/2022).

Menurutnya, lewat program itu pelaku akan diberikan wawasan untuk penguatan motivasi menebus pasar secara lebih luas, dengan memanfaatkan pasar online.

Erwin menerangkan bank sentral secara konsisten melaksanakan program on-boarding UMKM baik kepada UMKM mitra maupun juga binaan sejak pandemi tahun 2020 lalu.

“Selanjutnya pelaku UMKM bakal diberikan pendampingan secara intensif dengan diikuti proses monitoring oleh pengembangan UMKM,” katanya.