Portal Berita UMKM www.mnews.co.id
Suasana konveksi di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, sepi dari aktifitas karena sebagian besar karyawannya terpaksa dirumahkan akibat terdampak COVID-19 (Foto: Ahmad Fikri)

Cianjur, MNEWS.co.id – Puluhan ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Cianjur, Jawa Barat terpaksa gulung tikar dan merumahkan ratusan ribu karyawannya karena terdampak COVID-19. Sebagian besar merupakan bidang usaha konveksi dan kerajinan tangan.

Melansir dari Antara, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur, Tohari Sastra mengatakan, hingga saat ini terdapat 24 ribu UMKM di Cianur yang bergerak di bidang yang didominasi jasa konveksi.

“Sejak merebaknya COVID-19, 10 ribu UMKM bidang konveksi dan kerajinan tangan yang banyak terdampak. Puluhan ribu pengusaha tersebut terpaksa merumahkan pegawainya tanpa dapat memberikan jaminan karena minimnya pesanan sejak Corona mulai merebak,” kata Tohari.

Sedangkan sisanya yang masih bertahan terpaksa beralih mengerjakan orderan yang didapat dari bidang lain, sebagai upaya untuk tetap bertahan karena karyawan tidak dapat dirumahkan tanpa jaminan terutama menjelang puasa dan Idul Fitri.

Hingga saat ini, tuturnya, Diskoperindag Cianjur terus mendata UMKM yang terdampak dan masih bertahan serta terus melakukan pemantauan guna dilaporkan ke Pemkab Cianjur dan Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan bantuan karena termasuk dalam kategori terdampak COVID-19.

“Sesuai dengan petunjuk dari pemprov dan pusat, UMKM yang terdampak akan mendapat bantuan. Sehingga kami terus melakukan pendataan agar mereka yang terdampak mendapat bantuan selama dirumahkan karena sebagian besar dirumahkan tanpa jaminan,” ujarnya.

Sementara Beni Rustandi, pengusaha jasa konveksi di Kecamatan Cianjur mengatakan jika Ia sudah merumahkan 35 orang karyawannya sejak satu bulan yang lalu karena beberapa pekerjaan yang didapat dari Jakarta diputus dengan perjanjian.

Pihaknya sempat berharap mendapat pekerjaan dari pemerintah daerah untuk membuat Alat Pelindung Diri seperti masker dan jas APD selama penanganan COVID-19, namun hingga saat ini tidak kunjung datang, sehingga puluhan karyawan dirumahkan tanpa jaminan.

“Kami sangat terpaksa merumahkan 35 orang karyawan karena tidak tahu lagi harus berbuat apa akibat sepinya pesanan yang biasanya menjelang puasa hingga satu pekan menjelang Lebaran terpaksa kami tolak,” ucapnya.

Beni berharap semoga proyek penanganan COVID-19 yang digembor-gembor Pemerintah Daerah akan melibatkan pelaku UMKM di Cianjur itu segera terbukti agar pengusaha jasa konveksi di Cianjur dapat tetap berjalan guna menghidupi pegawai.