Jakarta, MNEWS.co.id – Bank Indonesia (BI) menyatakan sinergi kebijakan yang erat dan kinerja positif perekonomian 2021, menjadi modal untuk terus bangkit dan optimistis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada 2022.
Oleh karena itu, bank sentral mengedepankan lima respons kebijakan dan satu prasyarat guna mewujudkan imunitas massal dan pembukaan kembali sektor ekonomi. Pemulihan ekonomi jangka pendek dan stimulus permintaan, serta pertumbuhan berkelanjutan jangka menengah dan panjang.
Bank Indonesia menekankan bahwa lima bauran kebijakan pada 2022 akan terus disinergikan. Hal ini sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian.
Pertama, akselerasi transformasi sektor riil. Respons kebijakan ini akan diimplementasikan melalui proyek strategi nasional dan Undang-Undang Cipta Kerja, kemudahan peraturan dan perizinan, serta promosi investasi dan perdagangan.
Kedua, sinergi stimulus fiskal dan moneter. Dalam hal ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk berpartisipasi pada pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.
Pada 2020 Bank Indonesia telah berkontribusi sebesar Rp473,4 triliun dan pada 2021 per akhir November sebesar Rp143,3 triliun. Sementara untuk kebutuhan pembiayaan APBN 2022 sebesar Rp224 triliun, dengan suku bunga yang rendah.
Ketiga, sinergi mendorong kredit dan transformasi sektor keuangan. Langkah ini akan diimplementasikan melalui sinergi kebijakan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui insentif pajak, penjaminan kredit, dan subsidi bunga.
Fokus kebijakan diarahkan pada peningkatan permintaan kredit dunia usaha di sembilan sektor, yaitu perkebunan, kimia-farmasi, hortikultura, tanaman pangan, pengolahan tembakau, makanan dan minuman, kayu dan furnitur, kertas, serta pertambangan bijih logam.
Keempat, digitalisasi ekonomi dan keuangan. Bank Indonesia menyatakan akan terus berinovasi yang memberi kemudahan, keamanan, dan kenyaman bertransaksi melalui implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2021.
Beberapa inisiatif yang telah diimplementasikan di antaranya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), SNAP (Standar Nasional Open API Pembayaran), BI Fast, serta dukungan elektronifikasi penyaluran bantuan sosial (bansos), transaksi pemerintah daerah, hingga transportasi.
Kelima, ekonomi keuangan inklusif dan hijau. Sinergi dan koordinasi erat antara Bank Indonesia bersama otoritas terkait lainnya akan terus dioptimalkan untuk memperkuat kebijakan keuangan hijau sehingga mendorong terciptanya sistem keuangan yang berkelanjutan.
Adapun prasyarat yang dibutuhkan adalah sinergi vaksinasi dan pembukaan sektor prioritas yang diarahkan untuk fokus kepada 24 subsektor prioritas. Delapan di antaranya adalah makanan dan minuman, bahan kimia, otomotif, karet, kertas, logam dasar, tekstil dan produk tekstil, serta UMKM.