Dukung Pemulihan Sektor Perdagangan Kota Bogor, Bank Indonesia Luncurkan QRIS 2020 UMKM. (Foto: Rio Ryzki Batee)

Bogor, MNEWS.co.id – Dalam mendukung pemulihan sektor perdagangan Kota Bogor di era new normal, Bank Indonesia Jawa Barat mendorong digitalisasi sistem pembayaran dengan penggunaan QRIS dalam berbagai kegiatan transaksi masyarakat di wilayah tersebut. Untuk program ini, Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor, dan Bank Mandiri meluncurkan 2.020 QRIS UMKM di Kota Bogor, Selasa (15/9/20).

Herawanto selaku Kepala BI Jabar menjelaskan Kota Bogor sudah menerapkan layanan elektronivikasi transaksi dan retribusi pajak sehingga menjadi wilayah pertama yang mengimplementasikan QRIS sebagai metode alternatif pembayaran PBB di wilayah Jawa Barat. 

“Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan dan komitmen penuh pemerintah kota Bogor dan bapak walikota atas upaya transaksi elektronik edi wilayah kota Bogor. Peran aktif tersebut dapat menjadi contoh wilayah lain di antaranya sebagai upaya peningkatan pendapatan asli daerah,” kata Herawanto.

Upaya implementasi QRIS juga digunakan di sentra kuliner legendaris Teras Surya Kencana pada awal September 2020 lalu. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah kota Bogor sangat serius dalam upaya digitalisasi guna mendukung recovery dan rebound perekonomian Kota Bogor.

Berdasarkan data September 2020, Herawanto menyampaikan telah terdapat lebih dari 964.000 merchant di Jawa Barat yang sudah menggunakan QRIS. Nilai tersebut mencakup 21,26% nasional, atau menduduki posisi pertama secara nasional. Dari 964.000 merchant tersebut, 96% dilakukan oleh UMKM.

“Kota Bogor telah memiliki sekitar 65.000 merchant QRIS atau ke-4 terbanyak di Jawa Barat. Menyusul Kota Bandung di peringkat pertama dengan 163.000 merchant, Kota Bekasi 95.000 merchant, dan Depok 89.000 merchant,” katanya.

Peluncuran 2.020 QRIS UMKM ini sejalan dengan rekomendasi untuk memastikan kegiatan perdagangan dan industri kreatif sebagai kegiatan ekonomi utama di Kota Bogor. Sebab, sebagian besar dilakukan oleh pelaku UMKM dapat tetap berjalan di masa pandemi Covid-19 serta era AKB melalui fasilitasi transaksi secara nirsentuh.

Dengan mempertimbangkan struktur perekonomian Kota Bogor yang sebagian besar ditopang oleh sektor perdagangan, manufaktur, dan transportasi, ada beberapa rekomendasi upaya pemulihan ekonomi Kota Bogor. Di antaranya rekomendasi agar berjalannya kembali aktivitas perdagangan dengan protokol kesehatan secara disiplin. 

Herawanto mengatakan secara sektoral realisasi investasi terbesar di konstruksi jasa sehingga kontribusi kota Bogor terhadap perekonomian Jawa Barat sekitar 2,9%. Meski demikian, pertumbuhan kota hujan ini  berpotensi terus meningkat karena  memiliki keunggulan letak strategis untuk pengembangan permukiman, pelayanan pusat industri nasional, perdagangan transportasi, komunikasi dan pariwisata terutama sebagai penyangga DKI Jakarta. 

Ia mengakui tidak dapat dipungkiri kinerja perekonomian Jawa Barat dan Bogor pada triwulan II 2020 tersebut berdampak oleh pandemi Covid-19 baik dari sisi inflasi maupun deflasi yang perlu dicermati agar tidak menimbulkan kecenderungan harga yang tidak menguntungkan bagi produsen seperti peternak maupun petani.