MNEWS.co.id – Produk-produk UMKM tanah air telah berhasil meraih pengakuan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional. Namun, untuk menjadikan ekspor produk UMKM semakin lancar dan berkualitas, berbagai kendala perlu diatasi, salah satunya adalah proses perizinan.
Bea Cukai Indonesia siap memberikan pendampingan dan asistensi kepada para pelaku UMKM yang ingin memasarkan produknya ke pasar mancanegara.
“Asistensi merupakan langkah Bea Cukai untuk memberikan gambaran tentang tahapan ekspor dan menggali berbagai kendala yang dihadapi para UMKM dalam menjalankan usahanya dan upaya memasarkan produknya ke luar negeri,” jelas Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar dilansir MNEWS.co.id dari laman resmi Bea Cukai, Kamis (7/9/2023).
Di Surakarta, berkat asistensi yang dilakukan Bea Cukai, pada Rabu (30/08) CV Istiqomah Furniture berhasil melakukan ekspor perdana produk furnitur ke Australia. Ini merupakan titik balik UMKM ini setelah kegagalannya melakukan ekspor tahun sebelumnya ke Amerika Serikat.
CV Istiqomah Furniture merupakan UMKM yang memproduksi beragam produk furnitur dari bahan baku rotan dan kayu.
Encep menegaskan, Bea Cukai Surakarta turut berperan dalam memberikan asistensi dan dukungan termasuk konsultasi mengenai masalah ekspor yang dapat membantu mereka melewati proses ekspor dengan lancar.
Keberhasilan ini adalah bukti nyata bahwa semangat pantang menyerah dan dukungan dari pemerintah dapat mengubah nasib para pengusaha UMKM.
“Dukungan dari Bea Cukai telah memungkinkan CV Istiqomah Furniture untuk melangkah maju dan meraih kesuksesan dalam ekspor internasional,” ungkap pemilik CV Istiqomah Furniture, Ernawan.
Sebelumnya, Bea Cukai Bandung juga melakukan asistensi ekspor ke PT Bandung Inovasi Organik (BIO) yang berlokasi di Ujungberung, Kota Bandung. Asistensi diberikan mulai dari seluk-beluk proses ekspor hingga mengenalkan fasilitas KITE IKM yang dapat menekan cash flow perusahaan.
BIO bergerak di bidang produksi bahan pendukung pertanian, pupuk organik yang kaya akan unsur hara sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia demi meningkatkan kualitas tanah.
“Ini sangat berpotensi, karena pupuk organik yang dipasarkan berbentuk padat (cube) dengan ukuran 30g yang diklaim bisa memenuhi kebutuhan 1 ha tanah,” jelas Encep.
Terakhir, dalam rangka memberikan asistensi serta dukungan kepada UMKM yang akan melaksanakan ekspor, Bea Cukai Banjarmasin lakukan kegiatan customs visit customer (CVC) pada Lins Gallery yang berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Lins Gallery merupakan produsen berbagai kreasi kain khas Kalimantan Selatan yaitu sasirangan, jenis katun satin dan linen.
“Semoga asistensi ini mampu mendororng UMKM dalam mengembangkan usahanya dan mampu merambah pasar internasional,” pungkas Encep.