Inovasi Dandang Lontong Berteknologi Buatan ITS. (Foto: dok. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS))

Surabaya, MNEWS.co.id – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengenalkan inovasi terbarunya. Kali ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS membuat dandang lontong berteknologi untuk membantu Usaha Kecil Menengah (UKM).

Dandan lontong buatan tim Abmas ITS ini bukan dandang biasa. Sebab, dandang lontong ini bisa membantu para pedagang lontong meningkatkan produktivitasnya.

Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS Liza Rusdiyana ST MT, mengatakan dandang lontong buatan timnya itu mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat. Kalau dandang biasa mampu menghasilkan 150 – 200 lontong, dandang rancangan dosen ini mampu menampung sampai 660 lontong sekali produksi loh.

Dari percobaan yang dilakukan Liza dan tim, dandang bertekanan itu terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang membutuhkan enam jam lamanya. Dampak lainnya, penggunaan bahan bakar juga mampu ditekan 50 % lebih hemat.

Prinsip dari dandang berteknologi ini sebenarnya hanya dengan mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya lontong tidak mengambang, tetap tersusun rapi dan rapat.

Dibuat bersama dengan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI, dandang ini dilengkapi dengan pengatur tekanan dan sistem pembuangan air. “Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang halus,” kata Liza dilansir dari Detik.com.

Liza menambahkan dandang berteknologi ini telah diterapkan ke beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya pada Desember 2020 lalu. Menurutnya, masyarakat yang banyak menjadi produsen lontong tersebut mengaku terbantu dengan adanya dandang berteknologi ini karena bisa meningkatkan pendapatannya.

Sejak menggunakan dandang itu, Liza mengatakan banyak UKM yang terbantu nih. Sebab selain meningkatkan pendapatan mereka, dandang itu juga membantu UKM untuk melayanu pasar yang lebih luas karena lontong bertahan lebih lama.

“Harapannya, masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kehidupan mereka,” ungkapnya.