Ilustrasi baterai listrik. (Foto: Unsplash)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan sebagian proyek pengembangan industri baterai kendaraan listrik nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.

Menurut Bahlil, lokasi ini sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu. Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja.

“Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi,” katanya.

Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut.

Dalam realisasi investasi proyek, perusahaan patungan ini akan memprioritaskan bekerja sama dengan pengusaha nasional, pengusaha nasional yang ada di daerah dan usaha kecil dan mikro (UKM) lokal yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam setiap rantai pasok. Dengan demikian diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional yang berdampak positif bagi daerah.

“Jadi, investasi ini akan menjadi model kolaborasi komplet yang melibatkan perusahaan asing dengan reputasi global, BUMN yang mumpuni, dan pelaku ekonomi swasta nasional/daerah yang kuat,” tambah Bahlil.

Bahlil menambahkan hal lain yang juga menjadi bagian dari nota kesepahaman ini adalah memprioritaskan produk lokal untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional.

BKPM bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian/Lembaga terkait, resmi menekan kerja sama dengan konsorsium LG Korea Selatan, untuk proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi.

“Melalui proyek kerja sama investasi ini, Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik,” ujar Bahlil.

Kajian BKPM melaporkan baterai listrik merupakan komponen utama mobil listrik, yang dapat mencapai 40% dari total biaya mobil listrik. Dari sisi produksi baterai, biaya material merupakan komponen utama dengan 50%-60% dari total biaya baterai.

Industri sel baterai kendaraan listrik akan mendorong pemenuhan bahan baku dalam negeri. Sebab, pada tahun 2035 nanti, Bahlil mengatakan Indonesia mencanangkan untuk memproduksi 4 juta mobil listrik dan 10 juta motor listrik.