MNEWS.co.id – Setelah sukses menyelenggarakan Muslim LifeFair di JIEXPO Kemayoran pada 17-19 Maret lalu, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) akan kembali menggelar pameran serupa di Jogja Expo Center pada 9–11 Juni 2023 mendatang.
Menempati area seluas 5.700 m2, pameran ini akan diikuti oleh 145 exhibitor pelaku bisnis produk halal dan ekonomi syariah dari Yogyakarta dan sejumlah daerah lain yang siap menampilkan produk terbaiknya dari berbagai kategori mulai dari modest fashion & accessories, kids & baby products, komunitas & hobi, islamic book & publisher, kosmetik halal, halal travel, multi product, islamic finance, hingga kuliner halal, aman, dan sehat.
Tidak hanya itu, pameran Muslim LifeFair Jogja 2023 juga akan dimeriahkan dengan beberapa program acara seperti bincang ilmu (talkshow), workshop bisnis, storytelling anak, kids playground, hingga pelatihan sertifikasi halal dan bikers gathering.
Membidik momen libur sekolah, Direktur PT Lima Event Indonesia (Lima Events), Deddy Andu, sebagai pihak penyelengara mengatakan, Muslim LifeFair Jogja diharapkan menjadi wahana liburan keluarga (family time) yang menyenangkan sekaligus edukatif bagi pengunjung.
“Di Muslim LifeFair Jogja tahun ini, kami mengusung campaign #MlakuMeneh yang berarti jalan-jalan lagi melengkapi kerinduan Jogja. Diharapkan event di awal Juni ini dapat menarik lebih banyak pengunjung, terutama keluarga yang sedang menghabiskan waktu liburan bersama untuk rekreasi islami di Muslim LifeFair,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi MNEWS.co.id.
Menurut Andu, yang membedakan penyelenggaraan Mufair kali ini adalah akan ada lebih banyak suguhan keanekaragaman kuliner lokal. Jogja, lanjut Deddy, memang termasyur dengan kulinernya.
Untuk menyemarakkan branding sekaligus promosi kuliner Jogja, Mufair Jogja bekerja sama dengan Serlok Kuliner, yaitu sebuah zona khusus kuliner dengan beragam aktivitas di dalamnya.
Serlok Kuliner sendiri adalah nama channel youtube yang digawangi oleh UKI Kautsar (Ex -Noah) dan Reda Samudra yang concern pada kuliner halal yang nikmat. Selama event berlangsung, mereka akan menghadirkan beragam acara menarik seperti, live cooking, sharing session, dan masih banyak lagi.
Andu berharap, Mufair Jogja juga dapat menjadi sarana untuk menggerakan roda perekonomian bagi UMKM di Yogyakarta dan nasional, karena pameran ini tidak hanya diikuti pelaku usaha dari Jogja tetapi juga dari kota lain seperti Semarang, Bandung, Surabaya, Jakarta, Sulawesi, hingga Bangka Belitung.
Sekjen KPMI Yogyakarta, Tito Betana Arizano menambahkan, kegairahan pelaku usaha mengikuti Mufair Jogja tidak terlepas dari cerita sukses penyelenggaraan tahun lalu yang mencatatkan lebih dari 20 ribu pengunjung dan bertransaksi.
“Ada sekitar 45 persen peserta pameran yang Alhamdulillah tertarik ikutan kembali. Mereka merasa puas di tahun lalu dan pengen mencoba meningkatkan di tahun ini,” ungkap Tito.
Di antara peserta repeater, Tito menyebut, tidak sedikit peserta baru yang ambil bagian dalam event ini. Mereka rata-rata usaha kuliner, seperti Frutta Gelato; Gelato halal dari Bali, dan sejumlah produk unggulan asli Jogya yaitu Tengkleng Hohah, Bakso Pajero, Preksu tbk group, Jogja Donuts, dan Seblak Asgar.
Tito mengapresiasi keikutsertaan peserta pameran dari berbagai daerah.
“Mufair Jogja menjadi peluang bagus bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus branding produk. Pelaku usaha bisa memperkenalkan produknya kepada lebih banyak orang melalui pameran,” katanya.
Muslim Life Fair yang diselenggarakan sejak 2022 di Jakarta dan sejumlah daerah secara simultan ini, konsisten dalam konsep suguhan pasar–bazaar produk halal dan ekonomi syariah, yang dikemas menarik sehingga menjadi salah satu wahana destinasi keluarga, sharing bisnis, incang ilmu, fiqih muamallah, juga parenting.
Tito menambahkan, Mufair ini menjadi inspirasi dan pemacu pelaku UMKM Jogja untuk terus berkarya. Setelah Mufair Jogja selesai, KPMI Korwil Jogja yang berjumlah 500 anggota ini akan tetap melanjutkan menggelar event sejenis dengan skala yang lebih kecil sebagai wahana pelaku usaha melakukan perluasan pasar.
Sejumlah pembinaan dan pendampingan bisnis pada angota KPMI akan terus ditingkatkan demi skalalasi kapasitas mereka.
“Kami undang pembicara yang ahli di bidangnya sambil berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi anggota dan tentu kami kasih solusi dan saling support di pertemuan rutin, sambil memperdalam fikih muamalah agar teman-teman paham tentang bagaimana produk itu benar–benar halal secara syariat, bukan sekadar embel-embel halal,” imbuhnya.
Soal permodalan yang masih menjadi salah satu kendala UMKM scale up, KPMI berupaya menjembatani dengan sejumlah partner lembaga keuangan syariah seperti BMT UMY.
Pembinaan bisnis mereka pun akan didampingi Asatidz KPMI yang berpengalaman di bidang bisnis dengan keilmuwan Fiqih Muamalah yang mumpuni.