Takengon, Aceh, MNEWS.co.id – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan kopi kedua terluas di dunia setelah negara Brazil. Namun Indonesia mempunyai indeks kopi produktivitas terendah di dunia, maka dari itu perkembangan industri kopi harus didukung lebih jauh agar semakin maju.
Salah satu jenis kopi yang disukai di Indonesia adalah kopi Arabika. Kopi Arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia. Secara spesifik, tanaman perkebunan ini menjadi komoditi utama dan unggulan di dua kabupaten yang berada di Dataran Tinggi Gayo yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kopi arabika asal daerah ini kemudian dikenal dengan identitas geografis sebagai Kopi Gayo (Gayo Mountain Coffee) .
Saat ini, mulai banyak penjualan kopi arabika dengan menggunakan kendaraan roda empat atau lebih dikenal dengan mobile coffee, yaitu kopi mobil yang terus tumbuh dan berada di persimpangan jalan atau lokasi perkantoran yang ada di Aceh Tengah. “Kalau total yang berjualan baik di Takengon (Aceh Tengah) dan Bener Meriah sekitar 100 unit,” Riswandi selaku Ketua Mobile Coffee Takengon dan Bener Meriah.
Riswandi menjelaskan bahwa bisnis kopi arabika mulai dirintisnya sejak tahun 2015, terus mengalami perkembangan yang positif di daerah penghasil kopi dengan kualitas eskpor tersebut. Usaha yang Riswandi buat secara tidak langsung mengurangi angka pengangguran di Aceh Tengah serta membantu para petani kopi mengembangkan salah satu industri hilir komoditas andalan tersebut.
Saat ini mobile coffee sudah banyak menempati hampir tengah ataupun sudut kota baik di Takengon maupun Redelong, dan setiap hari ramai dikunjungi oleh penduduk setempat dan wisatawan. “Umumnya usaha mobile coffee ini terbantu jika ada acara di suatu tempat. Kami pun ke lokasi acara dengan mengambil tempat tidak saling berdekatan,” ujar Riswandi.
Riswandi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan festival kopi arabika pada tanggal 26 Agustus hingga 1 September 2019 di Takengon, Aceh Tengah. Acara tersebut hadir pada pembukaan pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74. “Dalam festival ini kami sediakan 500 cup kopi arabika yang kami bagikan secara gratis kepada pengunjung pacuan kuda,” ungkapnya.
Selain Riswandi, ada juga Rahmat pemilik mobile coffee yang berada di jalan Bener Meriah, Takengon. Rahmat menjelaskan bahwa usahanya tersebut merupakan pekerjaan sampingan, karena pekerjaan utamanya adalah menjadi petani kopi. Dirinya menambahkan bahwa jika kopi sedang tidak panen raya, maka dirinya bekerja sebagai pedagang minuman kopi jenis arabika.
“Kami sajikan kopi hitam, sanger, dan espresso ukuran 80 hingga 90 ml seharga Rp10 ribu per cup. Kalau teman saya menyajikan teh, cappucino, manual brew, dan lain-lain,” ujarnya.