Semarang, MNEWS.co.id – Program pembiayaan ultra mikro yang diberikan oleh pemerintah, telah membantu permodalan sebesar 177.480 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berada di Provinsi Jawa Tengah sejak diluncurkan pada pertengahan 2017.
“Setidaknya sudah ada Rp580 miliar lebih dana yang dikucurkan pemerintah melalui program tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jateng,” kata Sulaimansyah selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbedaharaan Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Senin (2/9).
Sulaimansyah menjelaskan mengenai pembiayaan ultra mikro memang sangat dibutuhkan masyarakat kecil, khususnya kepada para pelaku UMKM yang selama ini sering mengalami kendala soal permodalan. Dirinya juga menambahkan masih banyak pelaku UMKM di Jateng yang tidak bisa mengakses perbankan terkait dengan permodalan. Sehingga program ini dihadirkan untuk menjembatani pemerintah kepada para pengusaha kelas bawah yang kesulitan dalam mendapatkan modal.
Program ini akan memberikan fasilitas pembiayaan dengan maksimal Rp10 juta kepada setiap nasabah dengan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan dalam penyalurannya agar penyebaran semakin cepat.
“Dengan bantuan modal ini, maka masyarakat kecil akan dapat berwirausaha dan wirausaha adalah kunci pengurangan kemiskinan di Indonesia,” ujarnya di hadapan Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo dalam Rapat Kerja Pembiayaan Ultra Mikro di Hotel Aston Semarang.
Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah menyambut dengan baik mengenai kesuksesan dari program pembiayaan ultra mikro, dalam menjembatani para pelaku UMKM kecil berhubungan dengan akses permodalan yang disertai dengan pendampingan.
“Harus ada pendampingan dan pembinaan yang diberikan. Tugas siapa itu, ya pemerintah,” ujar Ganjar.
Ganjar juga meminta kepada pemerintah Kabupaten atau Kota di seluruh Provinsi Jateng agar terus melakukan pendampingan, serta pembinaan kepada para pelaku UMKM sehingga dapat semakin berkembang bahkan bisa mencapai pasar intenasional.
Menurutnya program tersebut dinilai sangat tepat untuk mempercepat perkembangan UMKM sehingga lembaga-lembaga pembiayaan pemerintah dapat berperan besar untuk membantu masyarakat kecil dalam hal pembiayaan.
“Jangan sampai kalah saing dengan rentenir. Kalau bisa pegawai pembiayaan pemerintah proaktif turun ke lapangan, jangan menunggu mereka mengajukan pinjaman namun harus berinisiatif memberikan penawaran pinjaman ke mereka,” kata Ganjar.
Dengan adanya dana penyaluran dari pemerintah sebagai modal untuk para pelaku UMKM, dirinya berharap para pelaku UMKM di Jawa Tengah bisa semakin membaik dan memiliki daya saing.