Suasana Indonesia Fintech Forum & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Senin (23/9/19) (Foto : Lidya julita S)
Suasana Indonesia Fintech Forum & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Senin (23/9/19) (Foto : Lidya julita S)

Jakarta, MNEWS.co.id – Tokomodal merupakan sebuah platform teknologi finansial (fintech) yang menyediakan pinjaman modal dengan sistem peer to peer, memfokuskan pendanaan modal usaha untuk warung dalam skala kecil atau salah satunya adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal itu berdasarkan pada masalah yang paling sering ditemui pemilik warung-warung UMKM, yaitu keterbatasan modal untuk belanja sehingga kehilangan peluang yang ada.

Chris Antonius, Co-Founder dan CEO Tokomodal, menjelaskan bahwa saat UMKM meminjam dana ke bank konvensional, akan membutuhkan proses yang lama. Sementara melalui sistem peer to peer lending, pihaknya dapat membantu para pelaku UMKM dengan memberikan tambahan modal usaha.

Pelaku usaha yang bisa mengajukan pinjaman modal adalah UMKM yang telah dibina oleh Alfamikro, yang sebelumnya memanfaatkan fasilitas pinjaman dengan model pembayaran di tempat. “Tokomodal melakukan kerja sama dengan mitra kami, Alfamikro, karena yakin dengan sistem seleksi dan cara pembinaan mereka, sehingga UMKM yang masuk ke dalamnya merupakan UMKM yang memang layak. Hal ini adalah cara kami untuk menjamin keamanan pemodal untuk memberikan pinjaman. Itulah mengapa bagi kami sangat penting untuk memilih mitra yang punya kesesuaian visi dan misi,” kata Chris.

Tokomodal telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selain itu juga telah memberikan pendanaan kepada 10.000 warung UMKM di 100 kota yang. Pelaku usaha tersebut tersebar di 22 provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah sekitar 1.200 pemodal.

Selanjutnya, Tokomodal akan menargetkan ingin membantu sebanyak 15.000 UMKM pada akhir tahun 2019. Target ini bersamaan dengan harapan OJK mengenai banyaknya penerima pinjaman modal usaha.

“Kami tidak pernah mengukur aktif atau tidaknya platform pendanaan ini dari jumlah pinjaman yang diberikan, kami akan selalu mempertanyakan sudah berapa jumlah orang diberikan pinjaman, karena itulah sebenarnya esensi dari inklusivitas pendanaan, yaitu menyejahterakan orang banyak untuk mewujudkan keadilan sosial,” ungkap Hendrikus Passagi, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan OJK.

Chris menambahkan bahwa pihaknya juga mengawasi tentang perlindungan data pribadi pemodal dan peminjam di Tokomodal. Selain itu pihaknya ingin mengedukasi masyarakat untuk mengajukan pinjaman melalui platform yang terdaftar di OJK sehingga terjamin keamanannya.

“Menurut saya, perlindungan data pribadi adalah sebuah proses yang tiada akhirnya. Komitmen kami berinovasi, karena dengan ancaman teknologi yang semakin canggih, istilahnya kami akan semakin melawan,” ujar Chris ketika menjadi pembicara dalam Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Selasa (24/9/2019).