Ilustrasi Ekosistem Entrepreneur. Foto: google.com
Ilustrasi Ekosistem Entrepreneur. Foto: google.com

Malang, MNEWS.co.id – Mercy Corps Indonesia baru-baru ini meluncurkan Program STRIVE (Strengthening and Improving the Vibrant Entrepreneurial Ecosystem) dan menggelar pelatihan dengan tema “Penguatan Ekosistem Pendukung Untuk Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil” di Malang, Jawa Timur.

Program STRIVE bertujuan mendorong pengembangan kapasitas Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui pelatihan dan pendampingan dalam hal literasi keuangan, akses pasar, dan manajemen usaha. 

“Program STRIVE berfokus pada pengembangan UMK agar dapat mengakses sumber daya yang bisa mendukung pengembangan usaha.  Kita sudah menjangkau lebih dari 2400 pengusaha mikro dan kecil yang kemudian hasilnya juga cukup bagus. Sudah lebih dari 50 persen dapat mengakses sumber daya usaha yang lebih banyak, dari segi pemasaran maupun pendukung usaha lainnya, sehingga mereka mendapatkan penghasilan lebih tinggi,” ujar Jennifer Bielman, Mercy Corps Indonesia Representative di Ballroom Hotel Santika Premiere, Malang, Jawa Timur, Selasa (7/8/18).

Selain memberikan pendampingan, Program STRIVE ini akan mengedukasi para pengusaha mikro untuk mendapatkan pinjaman modal guna mengembangkan usahanya. 

“Soal besaran pinjaman tergantung dari usahanya itu sendiri. Jadi intinya kita memberikan motivasi untuk mereka, memberikan pengetahuan untuk dapat mengakses lembaga keuangan formal. Kita mendata berapa yang sudah mengakses pinjaman tetapi kita tidak mendata berapa nilainya,” paparnya.

Jennifer menambahkan, syarat bagi pengusaha mikro untuk mengikuti program STRIVE agar mendapatkan pelatihan dan pendampingan, jika pengusaha tersebut memiliki setidaknya 2-10 tenaga kerja dan sudah berjalan dua tahun. Jennifer mengekspresikan antusiasmenya untuk melanjutkan program STRIVE di Malang karena potensi pengusaha mikro yang begitu besar di kota apel tersebut.

“Untuk keberlanjutan program ini sangat tinggi potensinya. Bisa tetap terjaga karena kita menjalankan program itu dengan model kemitraan. Jadi kita tidak mendatangkan orang luar untuk melakukan pelatihan di Malang raya, tapi kita menguatkan kapasitas dari sumber daya yang ada di Malang itu sendiri. Kita kerja sama dengan lembaga keuangan mikro yang ada di daerah, juga dengan instansi-instansi yang ada di Malang. Harapannya tetap berjalan di sini terus. Pencapaian program atau bergulirnya program itu bisa terus berjalan,” terang Jennifer.

Christina Agustin, Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian Sumberdaya KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM, turut antusias bisa berkolaborasi dengan Mercy Corps Indonesia dalam Program STRIVE ini. Menurutnya, pemilihan Malang menjadi tujuan program bukan tanpa alasan, karena kota ini memiliki potensi UMKM yang cukup besar.

“Alasan di antaranya adalah karena SDM dan SDA di Malang sangat potensial untuk dikembangkan dalam usaha kecil dan mikro,” imbuh Christina.

Malang juga memiliki banyak kampus yang sudah terakreditasi. Menurut Christina, hal tersebut sangat menunjang karena pada dasarnya program ini juga ditujukan agar bisa bekerja sama dengan universitas-universitas di daerah. Produk-produk makanan dan minuman seperti keripik apel dan sari apel dari Malang juga sudah memiliki branding yang baik di masyarakat.

Selain sumber daya alam yang melimpah di Malang, Ia juga menyebut komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat Malang dianggap bisa berjalan efektif.

“Orang Malang sangat komunikatif, koordinatif dan ramah. Kita memerlukan orang-orang seperti ini untuk bisa menjalankan kerja sama ini dengan baik,” tutupnya.