Ilustrasi. Foto: outlookbusiness.com
Ilustrasi. Foto: outlookbusiness.com

Jakarta, MNEWS.co.id – Kebijakan kewajiban pemenuhan rasio kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 20% dari total kredit bank saat ini tengah dievaluasi oleh pihak Bank Indonesia. Pasalnya, masih ada beberapa bank yang belum memenuhi target 20% tersebut.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, secara industri, kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia 17/12/PBI/2015 ini sudah terpenuhi hingga akhir 2018 lalu.

Hingga November 2018, bank sentral mencatat kredit UMKM sebanyak 20,25% dari total kredit secara industri perbankan. Adapun total kredit UMKM hingga sebelas bulan pertama 2018 mencapai Rp 956,9 triliun. Nilai ini tumbuh 9,9% year on year (yoy).

Namun, Erwin mengaku beberapa bank masih belum memenuhi kebijakan 20% penyaluran kredit ke UMKM ini. Ia, BI akan mencari solusi guna memenuhi 20% kredit ke sektor UMKM. Salah satu opsinya adalah perubahan kebijakan.

Belum jelas apakah ada penurunan jumlah persentase atau tidak. Nantinya, akan ada sektor-sektor prioritas lain seperti ekspor. Yang jelas, BI ingin membidik sektor-sektor prioritas tersebut agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk menilai bila ada lagi sektor prioritas yang akan diatur oleh BI, artinya bank harus siap untuk mengatur strategi guna dapat mengimplementasikan kebijakan tersebut.

“Namun kami perlu waktu untuk menyiapkan semua. Salah satu sektor (prioritas) adalah sektor perdagangan yang saat ini memang sudah dijalankan Bank Mayapada,” ujar Hariyono sebagaimana dilansir dari Kontan, Sabtu (5/1/2019).

Sementara Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah memenuhi aturan BI tersebut. Maklum, BRI memang fokus membidik sektor UMKM untuk penyaluran kredit.

Direktur utama BRI Suprajarto menyatakan, UMKM merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia, sehingga potensi yang dimiliki masih sangat besar.

Suprajarto mengaku, kekuatan BRI baik di jaringan kerja dan perkembangan teknologi memiliki tujuan untuk perkembangan bisnis UMKM. Saat ini agen BRILink yang sudah mencapai lebih dari 360.000 orang sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan.

Juga digitalisasi pada proses kredit UMKM lewat BRISpot sudah berjalan, sehingga proses penyaluran kredit bisa lebih cepat. “Tahun 2019, target kredit UMKM terhadap total kredit BRI naik menjadi 77%,” imbuh Suprajarto.

Adapun Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengaku belum mencapai target kredit UMKM sebanyak 20% dari total kredit. Ia mengharapkan, tahun ini porsi tersebut bisa tercapai.

Sumber: Kontan (Maizal Walfajri)