Suasana Festival Piyoh-Piyoh di Lapangan Upacara Lhoksukon, Aceh Utara. Sabtu (2/11/19). (Foto: Tempo)
Suasana Festival Piyoh-Piyoh di Lapangan Upacara Lhoksukon, Aceh Utara. Sabtu (2/11/19). (Foto: Tempo)

Aceh Utara, MNEWS.co.id – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Festival Piyoh-Piyoh di Lapangan Upacara Lhoksukon, Aceh Utara, mulai tangga 1 – 3 November 2019. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Andre Prayudha menyebutkan festival ini menampilkan ragam kerajinan, harmonisasi dan dinamisasi gerak dalam pagelaran seni budaya, cita rasa masakan daerah tersaji dalam suguhan kuliner tradisional dan diperindah dengan pagelaran musik etnik Aceh.

“Ini terbuka untuk umum dan gratis. Ingin mencicipi penganan khas Aceh sambil menikmati musik tradisi yang dibawakan oleh seniman silakan datang ke festival ini,” kata Andre.

Piyoh dalam bahasa Indonesia berarti singgah. Festival ini diharapkan menjadi tempat singgah bagi wisatawan yang melintas di jalan nasional Medan-Banda Aceh. Selain itu, sambung Andre, festival tersebut diharapkan meningkatkan pendapatan usaha kecil dan menengah. Disamping berharap kunjungan wisatawan semakin meningkat ke kabupaten tersebut.

“Ini sekaligus upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan usaha kecil dan menengah dan mendukung seniman sekaligus meningkatkan kunjungan wisata. Kami ingin ke depan, Aceh Utara menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi wisatawan nasional dan mancanegara,” pungkasnya.

Cut Ratna Irawati selaku Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Utara mengatakan, pameran ini bermaksud untuk mempromosikan produk-produk ekonomi kreatif yang merupakan unggulan daerah dan juga mempromosikan karya seni serta adat budaya Aceh Utara. Dari sini diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen serta apresiasi masyarakat terhadap produk-produk kreatif dari daerah ini.

“Pameran Piyoh Piyoh ini merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan Tim IKKON di Aceh Utara. Sebelumnya Tim ini telah berkolaborasi selama sekitar tiga bulan dengan para perajin, pelaku seni, komunitas seni, dan pelaku ekonomi kreatif lainnya di Aceh Utara,” katanya.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan inovasi-inovasi terhadap produk ekonomi kreatif daerah ini, sehingga kian dikenal dan diterima di pasar nasional dan pasar global, terutama dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

“Pameran ini juga dirangkaikan dengan kegiatan HUT Kabupaten Aceh Utara tahun 2019. Ada banyak yang ditampilkan, baik barang kerajinan dan seni, maupun festival adat budaya Aceh Utara,” ungkap Ratna

Ratna menambahkan selain festival adat budaya dan pameran produk kreatif, Piyoh-piyoh juga menggelar workshop tentang kopi, perbankan, komunitas dan Pemerintah daerah. Kemudian juga ada lomba fashion show untuk anak-anak dan lomba marching band sekolah. Para panitia acara juga menyelenggarakan permainan games onlines, hidden threasures games, serta instagram photo contest. Sementara untuk hiburan rakyat, menampilkan rapai pase, hikayat PMTOH, tarian alee tunjang rapai geleng, seudati, sendratari, serta  grup komposisi ensamble (hasil kolaborasi IKKON dengan sanggar Cut Meutia).

Peserta pameran yang hadir umumnya adalah pelaku UMKM/perajin Aceh Utara, instansi pemerintah, swasta, akademisi, komunitas dan media. “Kita harapkan masyarakat dapat hadir dan menyaksikan semua kreativitas dan aktivitas yang digelar pada pameran Piyoh-piyoh ini,” harapnya.