Gorontalo, MNEWS.co.id – Badan Pusat Statistik Gorontalo Utara menyebutkan para pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah setempat perlu terus didorong dalam hal manajemen permodalan yang baik dan tepat.
“Rata-rata pelaku UMKM di daerah ini usahanya terhenti akibat salah dalam pengelolaan atau manajemen keuangan,” ujar Azis Panigoro, pihak BPS wilayah Gorontalo Utara seperti yang dilansir dari Kantor Berita Antars dalam acara Program Pengembangan Kapasitas Usaha dan Berkah Ramadhan yang digelar PT Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Manado UlaMM Kwandang di Gorontalo, Rabu (15/5/2019).
Azis mengatakan, dari data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM setempat, ada 3.600 pelaku UMKM di daerah tersebut dan rata-rata mengalami permasalahan internal akibat rendahnya profesionalisme dalam pengelolaan usaha, keterbatasan modal, dan akses terhadap pasar dan perbankan, serta kemampuan penguasaan teknologi yang masih kurang.
Padahal UMKM sangat membantu dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah, sebab mampu mengikis pengangguran dan menurunkan kemiskinan serta menciptakan kemandirian dalam menopang kebutuhan ekonomi keluarga.
Ia berharap, program pengembangan kapasitas usaha tersebut mampu meningkatkan kemandirian dan ketrampilan manajerial keuangan dalam permodalan untuk para pelaku UMKM.
Khusus di Gorontalo Utara, UMKM didominasi pleh para pelaku usaha warung makan dan penjual kue. Maka selain memprioritaskan transfer ilmu pengetahuan tentang pengelolaan keuangan permodalan yang baik, mereka perlu diberikan pengetahuan tentang pemanfaatan modal sebaik-baiknya.
“Jangan sampai saat menerima modal, akibat minimnya pengetahuan dalam manajemen keuangan, menyebabkan mereka memanfaatkannya untuk kepentingan konsumtif yang berdampak pada tidak berjalannya usaha,” tambah Azis.
Kegiatan pengembangan kapasitas usaha diharapkan intensif dilakukan khususnya bagi para nasabah permodalan yang terus meningkat, untuk memotivasi mereka agar lebih cerdas dan tepat memanfaatkan modal usaha.
Menurut Azis, di daerah tersebut banyak usaha yang tiba-tiba bermunculan di bulan Ramadan. Mereka perlu didorong, agar usahanya terus berjalan meski di luar bulan Ramadan. Dengan begitu, iklim usaha di sektor riil yang banyak dilakoni oleh para pelaku UMKM dapat terus berjalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Beberapa kendala seperti pemasaran dan kekurangan bahan baku bisa teratasi jika tercipta kelanggengan usaha yang dilakoni oleh para pelaku UMKM,” pungkas Azis.