Ilustrasi. (Foto: Google)
Ilustrasi. (Foto: Google)

Jakarta, MNEWS.co.id – Perkembangan teknologi memungkinkan distribusi konten menggunakan berbagai platform secara bersamaan dengan memanfaatkan kekuatan story telling. Oleh karena itu, pelaku konten kreatif dituntut mampu memahami karakteristik masing-masing media untuk menjangkau penonton lebih banyak.

Pelaksanaan konferensi hari kedua Asia Content Business Summit (ACBS) 2019 dimulai dengan pembahasan bertajuk Identifying New Business Model for Cross Platform Content dengan menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan pelaku industri konten di bidang periklanan, gim, animasi, film, dan OTT (over-the-top).

Perilaku konsumen saat ini mengalami pergeseran dari televisi, radio, surat kabar, dan majalah ke media internet dan bioskop. Salah satu yang dapat digunakan adalah cross platform content atau konten lintas media.

“Buku dan Film di media tradisional tidak melengkapi satu sama lain. Saat ini, buku, film dan media merupakan satu entitas yang tidak dapat dipisahkan misalnya dalam Marvel Franchise” ungkap Chairman Asia Pacific Media Forum (APMF), Andi Sadha, di Golden Ballroom 3 The Sultan Hotel & Residence, Sabtu (21/9/2019).

Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Daryl Wilson menyampaikan perkembangan industri animasi di Indonesia dalam sesi III Asia Content Business Summit (ACBS) 2019 di Golden Ballroom 3 The Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Sabtu (21/9/2019). (Foto: Bekraf)

Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI), Daryl Wilson, mengatakan, jumlah dan kualitas konten yang berbasis budaya lokal terus ditingkatkan untuk menyasar pasar lokal maupun internasional, diantaranya melalui sertifikasi profesi dan stardardisasi produk, mendorong pengembangan infrastruktur dan teknologi, penyediaan konsultan, fasilitasi akses hukum dan keuangan, menjalin kemitraan dengan lembaga lain serta meninjau dan memberikan masukan regulasi di bidang konten.

 

Pemanfaatan cross platform ini juga dilakukan oleh Bumi Langit Cinematic Universe yang memanfaatkan berbagai platform untuk mempromosikan intellectual property (IP) yang dimiliki, seperti film, gim, komik, merchandise, dan kekayaan intelektual lainnya.